China menilai masalah nuklir Iran berada pada titik kritis dan sangat kompleks serta sensitif.
Untuk itu mereka menyerukan semua pihak untuk mendorong Amerika Serikat kembali ke kesepakatan nuklir Iran dan menghapuskan semua sanksi yang membelit.
Hal itu diungkapkan Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (5/1).
"Tugas mendesak yang ada adalah agar semua pihak mendorong Amerika Serikat untuk kembali tanpa syarat ke perjanjian dan menghapus semua sanksi yang relevan," kata Hua seperti dikutip dari Reuters.
Dia juga meminta semua pihak untuk tenang dan menahan diri menyusul keputusan Iran menaikkan tingkat pengayaan uranium untuk bahan bakar nuklir hingga 20 persen. Jumlah tersebut jauh melebihi batas yang disyaratkan dalam perjanjian yang disepakati pada 2015.
"China mendesak semua pihak untuk tenang dan menahan diri, tetap berpegang pada komitmen perjanjian dan menahan diri dari mengambil tindakan yang mungkin meningkatkan ketegangan, sehingga memberi ruang bagi upaya diplomatik dan perubahan situasi," katanya.
Keputusan Iran memperkaya uranium itu bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Amerika Serikat pada hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump.
Proses pengayaan uranium itu dilakukan di instalasi bawah tanah di Fordo. Pengawas dari Badan Energi Atom Dunia (IAEA) menyaksikan langsung para peneliti nuklir setempat memasukkan 130 kilogram uranium yang belum diperkaya ke dalam mesin putar, untuk ditingkatkan hingga 20 persen.
Jika hal itu terus dilakukan, maka cadangan uranium di Iran perlahan-lahan bisa mencapai tahapan untuk membuat senjata nuklir.
Menurut laporan perwakilan Iran untuk IAEA, Kazem Gharibabadi, proses pengayaan uranium menggunakan tiga mesin putar (centrifuge) yang terhubung. Salah satu di antaranya adalah mesin 1.044 IR-1, yang merupakan mesin pengaya uranium generasi pertama yang dimiliki Iran.
Juru Bicara Pemerintah Iran, Ali Rabiei, menyatakan perintah peningkatan pengayaan uranium itu disampaikan langsung oleh Presiden Hassan Rouhani.
Sebelumnya parlemen Iran sudah menyetujui undang-undang yang mengizinkan pengayaan uranium melebihi batas yang ditentukan dalam perjanjian 2015, untuk menekan Eropa menunaikan janji memberi bantuan atas penerapan sanksi.
Iran menyatakan program nuklir yang mereka lakukan saat ini adalah untuk tujuan damai, yakni pembangkit energi. Menurut laporan Kementerian Luar Negeri AS pada 2020, tidak ditemukan adanya indikasi Iran membuat senjata nuklir.
Akan tetapi, para pakar menyatakan cadangan uranium yang diperkaya dengan tingkat rendah di Iran saat ini cukup untuk membuat dua senjata nuklir jika memang mereka berniat melakukannya.
Iran murka setelah Trump secara sepihak menyatakan AS menarik diri dari perjanjian nuklir, dan kembali memberlakukan sejumlah sanksi bagi negara, lembaga pemerintah, badan usaha hingga individu. Alasan Trump melakukan hal itu karena Iran melanjutkan program rudal dan terlibat dalam konflik di Timur Tengah.
(dea)https://ift.tt/3pS90rd
January 06, 2021 at 07:09AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "China Harap AS Didorong Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran"
Posting Komentar