Sebanyak 189 orang di Mamuju dilaporkan dirawat akibat gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang sejumlah wilayah di Sulawesi Barat pada Jumat (15/1).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan bahwa 189 orang itu dirawat karena mengalami luka berat.
Sementara itu, sekitar 637 orang di Majene juga mengalami luka ringan dan telah mendapatkan penanganan rawat jalan. Selain itu, kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian.
Berdasarkan data BNPB per 16 Januari, pukul 02.00 WIB, sebanyak 42 orang meninggal akibat gempa di Sulawesi Barat ini.
BNPB juga mencatat sejumlah bangunan rusak di Mamuju, antara lain Rumah Sakit Mitra Manakarra rusak berat, RSUD Mamuju rusak berat, Pelabuhan Mamuju, dan Jembatan Kuning yang berlokasi di Takandeang. Di Majene, tercatat 300 unit rumah mengalami kerusakan.
Selain kerusakan bangunan, sebagian wilayah Mamuju belum menerima aliran listrik pascagempa. Di Majene, seluruhnya masih dalam kondisi padam listrik. Gempa juga menyebabkan longsor di sejumlah titik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan bahwa gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Mamuju dan Majene merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake akibat aktivitas sesar aktif.
Kesimpulan itu didapat setelah memperhatikan lokasi pusat gempa atau episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama maupun yang kedua.
BMKG mengatakan gempa Magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1) merupakan gempa susulan. Gempa pertama yang menjadi pembuka atau foreshock dilaporkan terjadi pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB dengan Magnitudo 5,9 di darat, pada jarak 4 kilometer (km) arah Barat Laut Majene dengan kedalaman 10 km.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Majene hingga Mamuju dengan skala IV-V MMI atau getaran hampir dirasakan semua penduduk.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa gempa di Majene berpotensi tsunami jika ada gempa susulan dalam waktu dekat. Dwikorita mengatakan ada potensi gempa susulan dengan kekuatan yang tinggi.
Masyarakat di Majene diminta untuk bersiaga dan siap evakuasi jika terjadi gempa susulan. Masyarakat juga diminta menjauh dari pantai ketika merasakan gempa susulan.
Persiden Joko Widodo meminta masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan petugas di lapangan selama keadaan bencana. Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dan Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo, juga saat ini telah berada di lokasi.
Saat ini, tim gabungan masih berusaha untuk menyelamatkan sejumlah warga yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan.
BNPB juga mengklaim telah mendistribusikan bantuan ke Mamuju dan Majene, antara lain empat helikopter dalam mendukung penanganan darurat, 8 set tenda isolasi, dan 10 set tenda pengungsi.
Mereka juga mengirimkan 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 masker kain, 700 dus mie sagu, dan 30 unit Genset 5 KVA.
BNPB juga mengerahkan dua unit helikopter Mi-8 yang akan diberangkatkan pada pagi hari ke Mamuju pada Sabtu (16/1).
(panji/has)https://ift.tt/3bGYqiX
January 16, 2021 at 08:10AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sebanyak 189 Orang Dirawat di Mamuju akibat Gempa Sulbar"
Posting Komentar