
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan agar laju penularan Covid-19 tidak lebih tinggi dari kapasitas perawatan (bed occupancy rate/BOR) rumah sakit.
Budi mengatakan jika laju penularan Covid-19 tinggi, rumah sakit akan penuh dengan pasien terpapar virus corona seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Hal itu bisa menyebabkan pelayanan sistem kesehatan terganggu dan bukti bahwa pengendalian pandemi di hulu berupa testing-tracing-treatment (3T) tidak berhasil.
"Jangan sampai laju penularan lebih tinggi daripada kapasitas RS. Kalau sudah sampai RS artinya kita sudah terlambat, strategi perubahan perilaku, deteksi dini kita kurang keras, kurang disiplin kita lakukan," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (16/8).
Ia menjelaskan Indonesia saat ini memiliki sekitar 400 ribu tempat tidur di rumah sakit. Sebanyak 30 persen dari total itu, yaitu sekitar 120 ribu tempat tidur dikhususkan untuk pasien Covid-19.
Menurut Budi, jika ke depan ada penambahan kasus positif yang signifikan, pihaknya perlu menambah tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19. Padahal saat ini ia sudah melihat ada tren penurunan bed occupancy rate (BOR) Covid-19 di beberapa daerah.
Contohnya seperti BOR DKI Jakarta 33 persen, Jawa Barat 32 persen, dan Banten 33,4 persen. Tiga daerah di Pulau Jawa ini mencatat BOR lebih rendah dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah 60 persen.
"Kemarin kita sempat ada di 600 ribuan kasus aktif hasilnya ada pasien sulit ditangani, tapi sekarang kasus aktif sudah di bawah angka 400 ribu, ini yang harus terus kita tekan agar tidak ada lonjakan pasien di rumah sakit," ujarnya.
DPR Ingatkan Kasus Covid Masih Tinggi: Waspada
Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar, mengingatkan bahwa angka kasus penularan Covid-19 di Indonesia masih tinggi pada saat ini. Menurutnya, semua pihak tidak boleh lengah dalam menghadapi situasi pandemi hanya karena melihat penurunan tingkat BOR rumah sakit.
"Ingat, jangan lengah. BOR memang menurun, tapi kasus Covid-19 masih tinggi. Jadi saya ingatkan agar terus waspada," kata pemilik sapaan akrab Cak Imin itu kepada wartawan, Senin (16/8).
Ia mengatakan penurunan BOR merupakan sebuah kabar baik dan harapan baru bahwa pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Selain itu, penurunan BOR juga menunjukkan bahwa penerapan kebijakan PPKM dalam beberapa waktu terakhir membuahkan hasil.
Menurutnya tren penurunan tersebut harus berlanjut. Ia meminta semua pihak tidak teledor atau lengah karena menganggap pandemi Covid-19 sudah mereda.
Penambahan kasus positif Covid-19 mencapai 100.644 kasus selama satu pekan pemberlakuan PPKM berlevel di Jawa Bali. Dengan demikian, rata-rata ada sekitar 14 ribu orang dinyatakan terpapar Covid-19 per hari.
Pertambahan kasus terbanyak terjadi pada 10 Agustus, yaitu sebesar 17.506 kasus. Sementara itu, daerah dengan penyumbang kasus terbanyak di hari yang sama ditemukan di daerah Jawa Tengah dengan pertambahan 4.560 kasus.
Kemudian, pertambahan kasus terendah terjadi pada hari ini, Senin (16/8) yakni 9.768 kasus. Penyumbang pertambahan terbanyak masih Jawa tengah dengan kasus 3.803 kasus.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan tingkat penambahan kasus positif virus corona (Covid-19) telah mengalami penurunan. Menurutnya, itu berkat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan dalam sepekan terakhir.
"Penerapan perpanjangan PPKM level 4, 3 dan 2 sejak 7-16 Agustus menunjukkan hasil yang semakin baik. Hal ini dapat terlihat dari tren kasus konfirmasi 15 Agustus turun hingga 76 persen," kata Luhut lewat konferensi pers virtual Senin malam (16/8).
Selain itu, kasus aktif juga diklaim telah melewati masa puncak dengan penurunan 53 persen. Komandan PPKM Jawa Bali itu mengatakan kesembuhan pun semakin meningkat dan kematian menurun.
(mln, mts/kid)https://ift.tt/2Xse5O1
August 17, 2021 at 05:13AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menkes Tak Mau Laju Penularan Covid Lebih Tinggi dari BOR RS"
Posting Komentar