Seperti dilansir AFP, Kamis (14/2), peristiwa itu terjadi ketika lelaki berumur 40 tahun itu sedang berburu kepiting dengan keponakannya pada Selasa (12/2) lalu, di tepi sungai negara bagian Sarawak. Saat itu sang keponakan terpisah dengan si paman dan kemudian mencarinya.
"Ketika sedang mencari di pinggir sungai, keponakan korban tiba-tiba melihat kepala sang paman muncul di atas permukaan air sebelum kembali tenggelam," kata wakil kepala polisi setempat, Mohamad Sabri Zainol.
"Saat itu dia (keponakan) sedang melihat sekeliling, dan kemudian dia melihat kepala pamannya di dalam air sebelum ditarik kembali ke sungai," lanjut Zainol.
Jasad Muh Tahir ditemukan pada Rabu (13/2) kemarin dan penuh dengan bekas gigitan. Hal itu membuat polisi menyimpulkan kemungkinan dia diterkam oleh buaya.
Korban merupakan seorang buruh migran di perkebunan kelapa sawit setempat. Banyak warga Indonesia yang bekerja di sektor pertanian Malaysia yang relatif subur.
Buaya air asin memang sering terlihat di sepanjang sungai dan pantai di dua negara bagian Malaysia, Sabah dan Sarawak, yang terletak di Pulau Kalimantan. Wilayah pulau terbagi atas tiga negara yakni, Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam.
Reptil yang dapat tumbuh hingga tujuh meter itu disalahkan atas serangkaian serangan di daerah tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah negara bagian Sarawak mulai memberikan izin untuk berburu buaya pada 2017 dalam upaya mengurangi jumlah serangan. (syf/ayp)
http://bit.ly/2GvdD8j
February 14, 2019 at 11:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Buaya Terkam Buruh Perkebunan Sawit Indonesia di Sarawak"
Posting Komentar