
Lonjakan kasus positif covid-19 di Pondok Pesantren Persis 67 Benda, Tasikmalaya, Jawa Barat diduga dipicu pembiaran saat awal temuan kasus.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang sempat meninjau ponpes pada Selasa (16/2) lalu.
Uu mengatakan, awalnya hanya ada dua orang yang mengalami sakit. Dari dua orang itu kemudian menular kepada yang lain lantaran ponpes telah memulai kegiatan belajar tatap muka.
"Jadi di Pesantren Persis di Kota Tasikmalaya berawal dari dua orang. Kemudian dua orang ini mungkin ada pembiaran dan kita tidak menyalahkan atas hal ini. Kemudian di saat tes kiainya ternyata positif tanpa gejala," ujar Uu saat dihubungi Rabu (17/2) malam.
Uu mengatakan pada tes awal terhadap 800 santri terdapat 380 orang yang dinyatakan positif covid-19. Kemudian pada tes selanjutnya bertambah menjadi 400 orang.
Untuk menghindari penyebaran yang lebih meluas, ratusan santri dan kiai tersebut akhirnya dievakuasi ke beberapa tempat mulai RSUD dr Soekardjo, RS Dewi Sartika, Hotel Crown, termasuk melakukan isolasi mandiri.
"Itu sudah diantisipasi dengan cara yang positif ada gejala disimpan di rumah sakit, diisolasi seperti biasa. Kemudian yang lainnya ada yang disimpan di rumah sakit yang lagi dibangun dan ada juga di Hotel Crown," ujar Uu.
Ratusan santri yang hasil tes swab PCR-nya negatif sudah dipulangkan ke rumahnya masing-masing dan diimbau untuk isolasi mandiri di kamar minimal selama 10 hari.
Setelah itu, baru mereka bisa normal kembali bersosialisasi dengan masyarakat setelah kondisinya selalu sehat dan tak ada gejala.
"Bagi yang negatif kami suruh untuk istirahat di rumah masing-masing. Yang positif isolasi dulu, dites ulang, kalau sudah negatif baru diperbolehkan pulang," tutur Uu.
Terkait kegiatan belajar mengajar, Uu memastikan hal itu dihentikan sementara. Sambil menunggu dua pekan ke depan, lingkungan pondok pesantren harus disterilisasi.
"Minimal itu ada sekitar 14 hari kami sarankan untuk tidak ada proses belajar mengajar. Tetapi kami tetap menghargai rasa hormat kami pada kiai silakan setelah libur setelah dianggap aman semua negatif," katanya.
Diketahui, hasil swab dari para santri dan staf pengajar di ponpes tersebut pada Senin (15/2). Dari 832 test swab yang dilaksanakan, 380 di antaranya positif Covid-19.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf menyampaikan bahwa pemerintah melalui Tim Satgas Penanganan Covid-19 telah menerapkan karantina pada Pondok Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya
(hyg/psp)https://ift.tt/2OEBUxI
February 18, 2021 at 08:00AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dugaan Pembiaran Picu Klaster Covid Pesantren Tasikmalaya"
Posting Komentar