Pemerintah Bahrain dan Uni Emirat Arab memilih mendukung sekutu mereka, Arab Saudi, menolak laporan intelijen Amerika Serikat yang menyatakan Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman, terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
"Bahrain menolak segala hal yang mencoreng kedaulatan Arab Saudi," demikian isi pernyataan pemerintah Bahrain yang disiarkan melalui kantor berita BNA, seperti dikutip Reuters, Sabtu (27/2).
Pemerintah Bahrain menyatakan mereka mendukung peran Saudi, Raja Salman serta Pangeran Mohammed bin Salman yang berupaya mempertahankan keamanan dan stabilitas di kawasan Arab, serta mendukung perkembangan perekonomian dunia.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi membantah isi dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang menyebut keterlibatan Pangeran Mohammed bin Salman dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018 lalu.
Mereka menyatakan dokumen itu berisi informasi dan kesimpulan yang tidak akurat.
Bin Salman disebut tahu dan memberi lampu hijau dalam operasi pembunuhan Khashoggi di dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Khashoggi yang merupakan seorang kolumnis surat kabar The Washington Post yang kerap mengkritik Putra Mahkota sempat dinyatakan hilang oleh kekasihnya, Hatice Cengize, saat mengurus paspor.
Kementerian Keuangan Amerika Serikat lantas menjatuhkan sanksi terhadap tim pembunuh Khashoggi, Pasukan Harimau, yang disebut-sebut bergerak di bawah perintah Mohammed bin Salman.
Kementerian Keuangan Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka akan memblokir aset Pasukan Harimau. AS juga melarang semua transaksi dengan tim yang mereka sebut dengan nama Rapid Intervention Force tersebut.
Selain Pasukan Harimau, seorang pejabat intelijen Saudi, Ahmed al-Asssiri, juga menjadi target sanksi serupa karena keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi.
(ayp/ayp)https://ift.tt/3dNqd2q
February 28, 2021 at 07:11AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bahrain dan UEA Dukung Saudi Tolak Laporan AS Soal Khashoggi"
Posting Komentar