Popularitas Mr. Queen di tiap pekan penayangan hingga mencetak rating tinggi pada akhir episode, Minggu (14/2) lalu, membuktikan karya sageuk belum termakan zaman dan masih memiliki penggemar di usianya yang lebih dari 80 tahun.
Sageuk merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan drama, film, serial, yang bertemakan sejarah dan didominasi oleh latar era kerajaan Korea.
Hikayat sageuk sendiri telah dimulai sejak era aneksasi Jepang atas Korea, tepatnya ketika film sageuk pertama dibuat oleh sineas Jepang, The Story of Chun-hyang (1923).
Korea sendiri mulai membuat film sageuk pertama pada 1935 yang bertajuk Chunhyangcheon oleh Lee Myeong-woo. Drama televisi sageuk baru muncul pada 1962 melalui Gukto Malli.
Meski Korea mengalami sejarah manusia yang panjang sejak lebih dari 700 ribu tahun lalu, kisah sageuk dalam berbagai bingkai sinema didominasi dari latar atau hikayat dari dinasti Joseon.
Bukan hal yang kebetulan bila sebagian besar sageuk mengadaptasi kehidupan Joseon. Dinasti yang menguasai Semenanjung Korea pada 1392-1897 Masehi tersebut memiliki catatan paling lengkap dan kegemilangan budaya.
![]() |
Dinasti itu meninggalkan banyak Istana, salah satunya Gyeongbok, kemudian ada alfabet Korea (hangeul), Kuil Jongmyo, dan tradisi upacara minum teh.
Kekayaan peninggalan budaya itulah yang kemudian mempesona industri sinema Korea dan mengangkatnya dalam beragam bentuk, mulai dari drama hingga film. Mulai dari yang autentik, hingga dikombinasikan dengan fiksi juga imaji.
Perlakuan industri tersebut tak sia-sia. Beragam karya sageuk pun mendapatkan perhatian dan hati penonton.
"Jadi memang sageuk itu peminatnya tidak hanya di Korea. Peminat internasional juga banyak," kata akademisi Sastra Korea Universitas Gadjah Mada, Suray Agung Nugroho, kala berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
"Namanya juga industri kan, mulai dari Dae Jang-geum dan terus sampai sekarang. Itu bahkan menopang hallyu selain K-pop. Jadi itu [sageuk] sebuah kesempatan," lanjutnya.
Hal itu pun terlihat dari capaian Mr. Queen yang baru rampung pekan lalu. Selain menjadi trending topic setiap ada episode baru, termasuk di Indonesia, drama itu berhasil masuk daftar drama terlaris sepanjang sejarah televisi tvN, bersanding dengan Crash Landing on You, Goblin, Reply 1988, dan Mr. Sunshine.
![]() |
Meski begitu, beragam kritikan juga mewarnai perjalanan sageuk. Kritikan dan kontroversi paling umum adalah soal akurasi cerita. Mr. Queen pun sempat merasakan hal ini.
Drama yang diadaptasi dari novel dan drama asal China bertajuk Go Princess Go itu sebelumnya dinilai mendistorsi sejarah Korea dan mengejek tokoh kerajaan di kehidupan nyata.
Bahkan lebih jauh. Banyak sageuk yang tercatat mendobrak pakem konservatif yang berlaku di masyarakat Korea atas nama kreativitas. Salah satunya dengan kisah pertukaran jiwa lintas gender, hingga berbagai skandal yang dibuat dramatis.
Meski begitu, penggemar sageuk tetap setia menikmati keindahan budaya masa lalu Korea. Cerita masa lalu pun seolah tak habis untuk dieksplorasi dan disesuaikan dengan perkembangan zaman, seolah abadi tak lekang oleh waktu.
Keabadian itu pula yang coba dibahas dalam Fokus CNNIndonesia.com kali ini, Pesona Kerajaan Korea di Sinema, edisi akhir pekan ini.
Dari sageuk, masyarakat bukan hanya akan mendapatkan kisah menarik antar hubungan manusia, ataupun ragam pakaian atau kebudayaan indah saja, tetapi lebih dari itu, pembelajaran berharga untuk masa depan manusia.
(end)https://ift.tt/3boToWK
February 21, 2021 at 07:05AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pesona Kisah Abadi Kerajaan Korea dalam Sageuk"
Posting Komentar