Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.430 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (30/4). Mata uang Garuda menguat 20 poin atau 0,14 persen dibanding Rp14.450 per dolar AS pada Kamis (29/4).
Mayoritas mata uang Asia menguat dari dolar AS, seperti peso Filipina menguat 0,34 persen, yen Jepang 0,1 persen, yuan China 0,06 persen, dan dolar Singapura 0,05 persen.
Namun, baht Thailand melemah 0,04 persen dan ringgit Malaysia minus 0,02 persen. Sedangkan, won Korea Selatan dan dolar Hong Kong stagnan.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju, mayoritas berada di zona hijau. Hanya rubel Rusia yang terjebak di zona merah, melemah 0,08 persen.
Sementara dolar Australia menguat 0,16 persen, poundsterling Inggris 0,1 persen, dolar Kanada 0,06 persen, franc Swiss 0,02 persen, dan euro Eropa 0,01 persen.
Kendati menguat, Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah pada akhir perdagangan hari ini karena sentimen rilis pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang berada di atas ekspektasi. Ekonomi negeri Paman Sam tumbuh 6,4 persen pada kuartal I 2021.
Hal ini membuat tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury ikut terkerek dari kisaran 1,61 persen ke 1,64 persen. Begitu juga dengan dolar AS.
"Ini mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah. Rupiah bisa kembali ke kisaran Rp14.500 dengan support di kisaran Rp14.430 per dolar AS," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, musim pembagian dividen dari para perusahaan terbuka turut melemahkan mata uang Garuda. Sebab, ada kebutuhan dolar AS yang meningkat, sehingga turut melemahkan nilai dari rupiah.
(uli/bir)https://ift.tt/3vunZKP
April 30, 2021 at 09:13AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertumbuhan Ekonomi AS Dongkrak Rupiah ke Rp14.430"
Posting Komentar