
Sebanyak 1.498 ibu hamil di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpapar Covid-19 sepanjang masa pandemi Corona ini.
"Yang meninggal 67 sepanjang pandemi ini," kata Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie di sela acara vaksinasi massal ibu hamil di UGM, Sleman, DIY.
Pembajun menerangkan, ibu hamil masuk dalam kelompok rentan sehingga perlu bagi mereka untuk segera menerima vaksinasi Covid-19.
Adapun target dari Dinas Kesehatan yang menyasar 13 ribu dari total 24 ribu ibu hamil untuk segera divaksin. Kategorinya, adalah mereka yang memasuki masa kehamilan 13 minggu.
"Artinya, masuk trimester," tambah Pembajun.
Pembajun melanjutkan vaksinasi terhadap ibu hamil di bawah masa kehamilan 13 minggu akan membahayakan janin dalam kandungan, mengingat belum semua organ vital mereka terbentuk.
Ketua Perkumpulan Obsetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Yogyakarta Diah Rumekti Hadiarti menambahkan, target vaksinasi 13 ribu ibu hamil yang disampaikan Dinas Kesehatan harapannya rampung September mendatang untuk dosis pertama.
Vaksinasi ibu hamil rencananya ke depan juga diselenggarakan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
Diah menambahkan, vaksinasi ibu hamil tidak harus didahului surat keterangan dari dokter kandungan. Paling tidak mereka tak mengalami demam, sementara penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau auto imun setidaknya terkendali sebelum vaksinasi dilakukan.
"Vaksinasi (ibu hamil) apabila tertular, gejalanya ringan tidak sampai kritis," katanya.
Sementara Plt Kakanwil Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY, Chinggih Widanarto menyebut akan ada upaya menggandeng para bidan menjadi vaksinator ibu hamil. Chinggih menerangkan terhitung ada sekitar 470 bidan di 5 kabupaten/kota se-DIY yang telah menerima pelatihan vaksinator dari Kementerian Kesehatan.
"BKKBN ditunjuk sebagai koordinator vaksinasi ibu hamil, anak-anak, utamanya keluarga yang melibatkan bidan praktek mandiri," tuturnya.
Pendekatan Pentahelix Tangani Covid
Sementara itu di tempat terpisah, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, dalam menangani Covid-19, pemerintah sejak awal menggunakan pendekatan pentahelix.
Ia mengatakan, pendekatan ini melibatkan lima komponen yaitu pemerintah, swasta, perguruan tinggi, masyarakat madani dan media.
"Sejak awal kita sudah menerapkan prinsip yaitu pentahelix, pendekatan pentahelix dimana pemerintah hanya merupakan salah satu komponen dari 5 komponen yang ada," kata Muhadjir dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/8).
Ia mengatakan, untuk menguatkan kembali koordinasi itu, pihaknya bersama sejumlah lembaga terkait menggelar rapat koordinasi nasional tentang gerakan solidaritas nasional, revolusi mental untuk penanganan Covid-19.
"Semuanya hasil keputusan (rapat) tadi akan ditindaklanjuti yaitu akan dibentuk sekretariat bersama di tingkat Kemenko PMK untuk menggelorakan, menggalakkan, melakukan aksi bersama dalam rangka membangun solidaritas nasional penanggulangan ini," katanya.
Kasus positif Covid-19 bertambah 22.053 pada hari ini, Kamis (19/8). Dengan demikian, jumlah kasus positif virus corona di Indonesia kini menjadi 3.930.300 sejak pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020 lalu.
Merujuk data Satgas Penanganan Covid-19, dari total kasus positif itu, sebanyak 3.472.915 di antaranya telah sembuh. Pasien yang sembuh dari infeksi virus corona bertambah 29.012 dari hari sebelumnya.
Dari total kasus positif, sebanyak 122.633 di antaranya meninggal dunia. Pasien yang meninggal dunia bertambah 1.492 dari hari sebelumnya. Kasus aktif kini menjadi 334.752. Berkurang 8.451 dari hari sebelumnya.
(hyg, yoa/kid)https://ift.tt/3iYHY0U
August 20, 2021 at 03:15AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "1.498 Bumil di DIY Terpapar Corona, 67 Meninggal"
Posting Komentar