
Gibran bukan tanpa dukungan. Setidaknya sejumlah parpol sudah melirik pemuda 32 tahun tersebut. Mulai dari PKS, PAN, hingga PKB. PKB membuka kemungkinan mendukung dengan menyatakan Gibran punya kapasitas. PAN menyebut bisa saja mendukung Gibran meski masih melakukan penjaringan di daerah.
Sejumlah elemen sipil di Solo juga banjiri Gibran dukungan moral dan penggalangan suara. Kelompok relawan Kancane Gibran Gess (Kagege) Imelda Yuniati mengklaim sudah ada 26 kelompok relawan yang siap mendukung Gibran di 2020.
Jalan Gibran menuju Solo 1 terbilang mulus meski usia karier politiknya belum genap setengah tahun. Direktur Indonesia Popular Survey Silvanus Alvin menilai popularitas Jokowi memuluskan karier politik Gibran.
Alvin mengatakan warga Solo merindukan sosok Jokowi seperti saat menjadi wali kita selama sepuluh tahun. Hal ini, kata Alvin, menjadi modal Gibran dalam merebut hati warga Solo sekali lagi.
"Ada kerinduan terhadap sosok Jokowi. Bila Gibran bisa menghadirkan sosok ayahnya maka kemenangan di Solo itu bisa ia kunci. Jika melihat data 82 persen warga Solo memilih Jokowi (pada Pilpres 2019), tentu 'Jokowi effect' itu juga akan turun kepada anaknya, Gibran," kata Alvin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (10/12).
Alvin mengatakan citra Jokowi menjadi anugerah sekaligus ujian. Ayah Jan Ethes itu perlu membuktikan diri ke publik Solo bahwa ia tak hanya bermodalkan nama besar Jokowi.
"Gibran perlu mulai blusukan khas Jokowi ke sudut-sudut kota Solo. Alvin menyebut Gibran juga perlu memanfaatkan sisi mudanya dengan membuat terobosan-terobosan khas milenial," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan status sebagai anak presiden punya magnet tersendiri. Hal itu yang membuat partai berbondong-bondong mendukung Gibran.
Ujang juga berpendapat Gibran beruntung bergabung dengan PDIP, meski belum ada pernyataan dukungan secara resmi. Sebab PDIP masih memegang peranan kunci di Surakarta. Partai Banteng itu, kata dia, menguasai 30 atau setara 66,7 persen suara DPRD Kota Solo. Dengan jumlah itu, PDIP bisa mengusung pasangan calon tanpa perlu berkoalisi dengan partai lainnya.
Sementara partai selain PDIP perlu membentuk koalisi dengan minimal tiga partai politik untuk melampaui ambang batas parlemen 20 persen. Selain PDIP, kursi DPRD Solo terbagu untuk PKS dengan 5 kursi, PAN 3 kursi, Partai Gerindra 3 Kursi, Partai Golkar 3 Kursi, dan PSI 1 kursi.
"Kemungkinan besar tiket PDIP jadi penting bagi siapapun termausk Gibran. Gibran harus menyelesaikan urusan dengan PDIP supaya bisa mendapatkan tiket atau dukungan itu," tutur Ujang.
Lebih lanjut, Ujang menilai PDIP pasti merestui Gibran karena peluang menang terbuka lebar. Namun dukungan belum dideklarasikan karena masih ada masalah internal dengan PDIP Solo. Seperti diketahui, PDIP Solo merekomendasikan Achmad Purnomo, yang saat ini menjabat Wakil Wali Kota Surakarta.
"Saya melihatnya adalah PDIP akan merekomendasikan di detik-detik akhir untuk mengeliminasi kekecewaan kader yang terhalang maju karena adanya Gibran. Untuk meminimalisir gejolak, hal-hal tidak diinginkan," ucap dia. (dhf/ain)
https://ift.tt/2sYF0Sm
December 11, 2019 at 02:34PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ujian Gibran di Bayang-bayang Jokowi"
Posting Komentar