Mengenal Hubungan Manis Dagang Ekonomi RI dan Libanon

Jakarta, CNN Indonesia --

Dua ledakan besar mengguncang pesisir Beirut, Libanon, pada Selasa (4/8) waktu setempat.

Dilansir dari AFP, sumber dari aparat keamanan setempat menyebut dua ledakan besar itu terjadi di kawasan pelabuhan yang merupakan area perkotaan terbesar di Libanon.

Sebelum terjadi ledakan, Libanon sedang mengalami krisis ekonomi sejak tahun lalu. Kondisi ini diperburuk oleh pandemi virus corona.


Demonstrasi besar-besaran akhir 2019 membuat nilai tukar mata uang Pound Libanon amblas menjadi 4.000 per US$1.

Nilai tukar yang terjun bebas ini membuat harga barang dan bahan makanan merangkak naik dan 75 persen masyarakat jatuh miskin.

Indonesia sendiri memiliki hubungan bilateral dengan Libanon, termasuk hubungan ekonomi. Dalam situs resmi Kementerian Luar Negeri, Indonesia dan Lebanon telah menandatangani persetujuan mengenai Kerjasama Ekonomi, Teknik dan Ilmu Pengetahuan pada 12 Agustus 1999.

Persetujuan tersebut mulai berlaku sejak 28 September 2001 setelah kedua negara meratifikasi persetujuan tersebut. Persetujuan lain yang baru diparaf yaitu Persetujuan mengenai Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan Persetujuan mengenai Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P3M/IGA) yang diparaf pada 1998.
 
Negara itu pun aktif dalam  perdagangan, pariwisata dan investasi.

Libanon mempunyai aset seperti pasar bebas, dolarisasi ekonomi, tidak adanya kontrol terhadap pergerakan capital dan foreign exchange. Ada tiga sektor bisnis yang cukup prospektif di Libanon yaitu teknologi informasi dan komunikasi, farmasi, dan asuransi.

Di antara ketiga sektor di atas, farmasi adalah yang paling lemah. Sebanyak 92 persen hingga 95 persen sektor ini adalah produk impor, sementara volume pasar di kawasan ini berkisar US$400 juta per tahun.
 
Mengenai neraca perdagangan bilateral Indonesia dan Lebanon, produk-produk ekspor Indonesia ke Libanon cukup bervariasi.
 
Perlu dicatat bahwa tidak semua nilai ekspor Lebanon merupakan produk lokal, tetapi ada terdapat persentase antara 6 persen hingga 10 persen dari produk re-ekspor semisal kendaraan bekas.
 
Hubungan bilateral perdagangan Indonesia dan Lebanon dari 2004 sampai dengan awal 2008 Indonesia selalu berada di posisi surplus. Tingkat surplus tertinggi berada pada 2007, sedangkan 2005 dan 2006 mengalami penurunan.

Namun, kini belum ada lagi data terbaru mengenai hubungan bilateral Libanon dan Indonesia dari sektor ekonomi.

[Gambas:Video CNN]

(age)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/33oflCZ

August 05, 2020 at 09:14AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mengenal Hubungan Manis Dagang Ekonomi RI dan Libanon"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.