Mantan Putra Mahkota Yordania Jadi 'Tahanan Rumah'

Jakarta, CNN Indonesia --

Kantor berita Yordania, Petra, melaporkan, anggota keluarga kerajaan Yordania, Hassan Bin Zaid dan mantan kepala kerajaan, Basem Awadallah, ditangkap pada Sabtu (3/4), karena 'alasan keamanan'. Selain itu mantan putra mahkota Yordania, Hamzah bin Hussein, diminta militer tidak keluar rumah dan tidak berkomunikasi dengan orang lain.

Zaid adalah sepupu jauh Raja Abdullah II. Saudara laki-lakinya, Ali Bin Zaid, adalah perwira intelijen yang terbunuh bersama tujuh agen CIA pada 2010 dalam aksi bom bunuh diri di Khost, Afganistan.

Sementara itu putra mahkota Yordania, Pangeran Hamzah bin Hussein, menjelaskan, dia diperintahkan tidak meninggalkan rumah. Ia merupakan putra tertua mendiang Raja Hussein dan Ratu Noor kelahiran Amerika Serikat, setelah ayahnya meninggal saat ini Yordania dipimpin saudara tirinya yakni Raja Abdullah II.


Hamzah mengatakan dalam sebuah video pernyataan yang didapat BBC bahwa dia ditempatkan dalam kondisi isolasi, terputus dari komunikasi, dan diperintahkan pihak militer agar tidak meninggalkan rumah. Hal ini mengindikasikan dia dalam situasi tahanan rumah.

"Saya mendapat kunjungan dari Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Yordania pagi ini, di mana dia memberi tahu saya bahwa saya tidak diizinkan keluar untuk berkomunikasi dengan orang atau bertemu dengan mereka, karena pertemuan yang saya lakukan atau unggahan saya di media sosial terkait kunjungan yang saya lakukan, telah mengkritik pemerintah atau Raja Yordania," ujar Hamzah.

Hamzah menambahkan dia bukan 'bagian dari konspirasi atau organisasi atau kelompok didukung asing seperti selalu diklaim di sini bagi siapapun yang mengungkapkan suaranya'.

Dalam video tersebut Hamzah juga menyatakan para pemimpin Yordania melakukan korupsi dan dinilai tidak mampu menjalankan pemerintahan sehingga menyebabkan kehancuran yang semakin memburuk dari tahun ke tahun.

"Ini adalah bentuk komunikasi terakhir saya, internet satelit, yang saya miliki. Dan saya telah diberi tahu oleh perusahaan bahwa mereka diperintahkan untuk menghentikannya, jadi ini mungkin yang terakhir, saya dapat berkomunikasi," lanjut Hamzah

Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Ketua Kepala Staf Gabungan Yordania, Mayor Jenderal Yousef Huneiti, membantah telah menangkap Hamzah sebagaimana diberitakan Petra.

Yousef mengatakan Hamzah diminta menghentikan gerakan dan kegiatan bisa dijadikan target penanganan keamanan dan stabilitas negara sekaligus investigasi berujung penangkapan Hassan Bin Zaid dan Bassan Awadallah.

"Tidak ada seorangpun berada di atas hukum dan keamanan dan stabilitas Yordania diutamakan daripada pertimbangan apapun," ujar Huneiti.

Ia juga mengatakan penyelidikan terhadap ketiganya masih berlanjut dan hasilnya akan dipublikasikan secara transparan dan jelas.

Sementara itu, pemerintah Arab Saudi mengatakan pihaknya mendukung keputusan Raja Abdullah II menjaga keamanan negaranya sebagaimana yang dilaporkan oleh kantor berita Saudi Press Agency.

Hal senada juga disampaikan oleh pemerintah Amerika Serikat melalui juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada CNN.

"Kami dengan cermat mengikuti laporan dan berhubungan dengan para pejabat Yordania. Raja Abdullah adalah mitra utama Amerika Serikat, dan dia mendapat dukungan penuh kami," kata Price.

(nly/fea)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3mgmkoZ

April 04, 2021 at 09:15AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mantan Putra Mahkota Yordania Jadi 'Tahanan Rumah'"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.