Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bakal mengandalkan oksigen konsentrator untuk memenuhi kebutuhan di tengah lonjakan kasus Covid-19. Budi menyebut total kebutuhan oksigen saat ini mencapai sekitar 60 hingga 70 ribu tabung.
"Kita sudah mengidentifikasi kebutuhan tabung dan oksigen konsentrator sekitar 60-70 ribu. Tapi mungkin ke depannya kita arahkan lebih ke oksigen konsentrator," kata Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI yang berlangsung secara daring, Selasa (13/7).
Budi menyebut penggunaan oksigen konsentrator lebih mudah dan aman. Namun, Budi mengingatkan penggunaan oksigen konsentrator akan menggunakan daya listrik yang lebih besar.
"Secara logistik bawa oksigen itu berat, susah, dan berbahaya. Sedangkan oksigen konsentrator tinggal kita taruh di rumah sakit, colokin selama listriknya ada oksigennya mengalir. Mudah-mudahan listriknya jangan mati aja yang ada di rumah sakit," ujarnya.
Menurut Budi, penggunaan oksigen konsentrator sebelumnya dilakukan oleh pemerintah India dalam mengatasi krisis oksigen di tengah lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu lulu.
Sebelumnya, pemerintah berencana mengimpor 40 ribu ton oksigen cair (liquid oxygen) untuk memenuhi kebutuhan pasien Covid-19. Saat ini, proses impor sudah mulai berjalan.
"Kami proses impor 40 ribu ton oksigen likuid untuk kami gunakan dalam waktu ke depan. Kami jaga-jaga," ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers, Senin (12/7).
Selain itu, pemerintah juga akan mengimpor oksigen konsentrator. Impor dilakukan guna mengurangi penggunaan oksigen cair sebanyak 50 ribu tabung.
"Sekarang kami sudah punya beberapa ribu (oksigen konsentrator), mungkin mendekati 10 ribu tabung. Itu akan kami bagikan ke kasus-kasus yang ringan," kata Luhut.
(mts/fra)https://ift.tt/36xVhhJ
July 14, 2021 at 03:40AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Butuh 70 Ribu Tabung, Menkes Andalkan Oksigen Konsentrator"
Posting Komentar