
Proses evakuasi staf diplomatik Amerika Serikat dari Ibu Kota Kabul, Afghanistan, pada Minggu (15/8) berlangsung dramatis dan mirip dengan kejadian di Saigon, Vietnam ketika kota itu direbut oleh milisi komunis pada 1975 silam.
Dalam proses evakuasi itu, helikopter Boeing CH-47 Chinook dan Sikorsy UH-60 Blackhawk milik militer Amerika Serikat sempat singgah di atap gedung Kedutaan Besar AS di Kabul.
Akibat pemandangan itu, memori evakuasi di Saigon 46 tahun silam sempat mengemuka dalam wawancara antara Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dengan stasiun televisi ABC.
"Mari kita mundur sejenak. Ini jelas bukan Saigon," kata Blinken, seperti dikutip Reuters.
Peristiwa jatuhnya Saigon ke tangan Tentara Rakyat Vietnam terjadi pada 30 April 1975. Ketika itu Saigon adalah ibu kota Republik Vietnam atau Vietnam Selatan.
Saat Saigon dikepung, militer AS mengevakuasi sejumlah warga asing dan warga serta staf diplomatik mereka menggunakan helikopter melalui atap gedung kedutaan besar.
Hal itu juga menandai berakhirnya Perang Vietnam antara AS dengan kelompok komunis, dan awal dari reunifikasi dan pembentukan Republik Sosialis Vietnam.
AS mengerahkan sekitar 6.000 pasukan ke Kabul untuk membantu proses evakuasi staf diplomatik dan peralatan dari kota itu. Kedubes AS di Kabul juga sudah ditutup dan bendera yang berkibar juga diturunkan.
Sejumlah negara lain juga memulangkan staf diplomatik mereka dari Afghanistan.
Saat ini Bandara Internasional Kabul sangat sibuk karena sejumlah negara bergegas memulangkan staf diplomatik mereka. Selain itu, para penduduk Afghanistan yang akan mengungsi juga memadati bandara menunggu penerbangan supaya mereka bisa segera keluar dari negara itu.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan saat ini mereka memperketat pengamanan di sekitar bandara. Mereka juga sementara mengutamakan penerbangan pesawat militer ketimbang sipil.
Gerilyawan Taliban saat ini menduduki ibu kota Kabul dan juga istana kepresidenan.
Saat ini utusan pemerintah Afghanistan dilaporkan tengah berunding dengan perwakilan Taliban di Qatar. Akan tetapi, Taliban dilaporkan minta pengalihan kekuasaan dari pemerintah secara menyeluruh dan menolak gagasan pemerintahan transisi.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dan sejumlah pejabat kabur ke luar negeri. Melalui unggahan di media sosial Facebook, Ghani menyatakan alasan dia meninggalkan negaranya demi menghindari pertumpahan darah.
(ayp/ayp)https://ift.tt/3yOVYjh
August 16, 2021 at 04:45AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Evakuasi AS di Kabul Bangkitkan Memori Saigon 1975"
Posting Komentar