Antara Pengorbanan dan Cinta Timnas Indonesia

Hanoi, CNN Indonesia -- Sejumlah suporter Indonesia tampak mendukung perjuangan Timnas Indonesia U-23 dalam laga pertama Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 2020 melawan Thailand di Stadion My Dinh, Jumat (22/3).

Mereka tidak saja terdiri dari lelaki muda penggemar olahraga si kulit bundar yang umumnya mengisi bangku tribune. Tetapi juga ada pasangan suami-istri atau orang tua.

Kedatangan mereka jauh-jauh dari Tanah Air hanya demi satu alasan, memberikan semangat untuk tim asuhan Indra Sjafri agar bisa lolos ke putaran final Piala Asia U-23 di Thailand tahun depan.

Suporter Indonesia ini datang dari berbagai penjuru nusantara. Selain dari wilayah Jabodetabek, ada juga yang berasal dari Jawa Timur.

Sebelum tiba di Vietnam, para penonton ini lebih dulu menjalin komunikasi satu sama lain. Mereka muncul dari berbagai kalangan komunitas suporter.

Antara Pengorbanan dan Cinta Timnas IndonesiaWahyuni Undianawati dan Hariyadi Agus Kurniadi menjadi salah satu pendukung Timnas Indonesia U-23 di Vietnam. (CNN Indonesia/Surya Sumirat)
Seperti saat mendukung Timnas Indonesia di negeri sendiri, suporter di Vietnam ini juga membawa 'perlengkapan tempur' berupa drum, spanduk besar dan bendera raksasa.

Lebih dari membawa barang-barang berat tersebut, para suporter ini ternyata memiliki pengorbanan yang lebih besar lagi.

Seperti pasangan asal Sidoarjo, Hariyadi Agus Kurniadi dan Wahyuni Undianawati, yang harus meninggalkan buah hatinya demi Garuda Muda.

"Kami rela datang jauh-jauh dari Sidoarjo hanya untuk Timnas Indonesia," ujar Wahyuni yang akrab disapa Yuyun saat ditemui CNNIndonesia.com di Stadion My Dinh.

Ini bukan kali pertama Yuyun dan suami mengikuti perjuangan Timnas Indonesia usia muda di luar negeri. Pasangan tersebut juga hadir di Malaysia pada tahun lalu ketika Timnas Indonesia U-16 berlaga di Piala Asia.

Antara Pengorbanan dan Cinta Timnas IndonesiaBendera Indonesia ukuran raksasa dibentangkan di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam. (CNNIndonesia.com/Surya Sumirat)
Loyalitas Yuyun dan Hariyadi terhadap Timnas Indonesia ternyata tidak selalu positif di mata keluarga. Sering kali mereka mendapat komplain dari anak-anaknya ketika berangkat berdua ke luar negeri.

"Anak-anak harus saya tinggal. Waktu tahun lalu di Malaysia anak saya yang besar, yang suka bola, tidak bisa diajak. Tahun ini juga saya ingin ajak dia, tapi tidak bisa dapat izin dari wali kelasnya," ucap Yuyun.

"Komplain pasti ada, 'kenapa mama terus yang pergi, saya tidak pernah diajak?'," Yuyun menambahkan.

Akan tetapi, lain halnya jika Timnas Indonesia berlaga di Tanah Air. Yuyun dan Hariyadi tidak pernah absen membawa buah hatinya. Seperti saat Asian Games 2018 dan Piala Asia U-19.

Di Kualifikasi Piala Asia U-23 ini, Hariyadi berharap Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan bisa tampil maksimal dan dapat lolos ke Thailand 2020 mendatang.

"Inginnya Timnas Indonesia U-23 bisa tembus ke putaran final Piala Asia U-23 2020. Meskipun sangat berat, karena kita tahu Thailand dan Vietnam saat ini sepak bolanya sedang naik. Vietnam sudah tembus Piala Asia sebelumnya," tutur pria 46 tahun ini.

Antara Pengorbanan dan Cinta Timnas Indonesia
Selain Yuyun dan Hariyadi, ada juga Habib Rizki yang datang dari Tangerang. Habib ke Vietnam tidak sekadar berteriak dan bernyanyi untuk Timnas Indonesia. Pria 21 tahun ini juga berkorban mengecat tubuhnya dengan warna merah putih serta mengenakan topi ala Indian.

Habib yang juga mahasiswa di Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang itu mengaku mempersiapkan hal tersebut sejak Timnas Indonesia U-22 menjadi juara Piala AFF U-22 di Kamboja.

"Karena kami untuk abdi bagi negara itu tidak hanya menjadi aparatur negara saja. Menonton Timnas Indonesia di luar negeri mendukung sepenuh hati, mengorbankan apa yang bisa kita korbankan itu sudah jadi totalitas tanpa batas," kata Habib kepada wartawan.

Antara Pengorbanan dan Cinta Timnas IndonesiaHabib Rizky tampil unik mendukung Timnas Indonesia U-23 di Vietnam. (CNN Indonesia/Surya Sumirat)
Vietnam menjadi negara ketiga bagi Habib dalam mendukung Timnas Indonesia setelah Singapura dan Kamboja. Demi Timnas Indonesia U-23, Habib mennggalkan ujian di kampus dan juga pekerjaannya.

"Saya meninggalkan pekerjaan, bahkan UTS [ujian tengah semester] di kampus saya tinggalkan selama tiga hari. Saya udah konfirmasi ke pihak kampus minta izin, dan disetujui," ucap Habib.

Salah satu alasannya ingin mendukung Timnas Indonesia di luar negeri adalah kebersamaan dengan sesama suporter Indonesia. Pria yang juga mengaku sebagai importir itu mendapat banyak teman dan pengalaman berharga tanpa memandang suku, agama, dan budaya selama tandang ke negeri orang.

"Pengalaman yang menarik itu waktu di Kamboja. Setelah sekian lama tidak angkat piala, di negara orang Timnas Indonesia juara Piala AFF U-22," ujar Habib.

"Semoga Timnas Indonesia bisa lolos kuaifikasi U-23 ini dan tahun depan bakal main di Thailand. Jadi saya ingin Timnas Indonesia lolos, dan saya bisa pergi lagi," Habib melanjutkan. (sry/nva)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Wm9Hun

March 24, 2019 at 02:55AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Antara Pengorbanan dan Cinta Timnas Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.