
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan sebagian besar aliran dana yang masuk berbentuk transaksi Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp62,5 triliun atau 84 persen dari total inflow. Sementara itu, Rp11,9 triliun sisanya berupa aliran dana untuk transaksi saham.
Namun, jika ditambah dengan aliran investasi riil, dana yang masuk ke Indonesia berada di kisaran US$6,3 miliar atau sekitar Rp88,2 triliun. "Itu menunjukkan confident ke Indonesia bagus," jelas Perry di kantornya, Jumat (22/3).
Perry mengatakan capital inflow yang masih mengalir deras tersebut menjadi penyebab mengapa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di awal tahun ini cenderung stabil. Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah bergerak di kisaran Rp13.990 hingga Rp14.324 per dolar AS sejak awal Februari.
"Selain itu, nilai tukar ini kuat karena inflasi rendah. Inflasi ini pun bisa menunjang pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat pada kuartal I," ujar dia.
Untuk itu, ia memperkirakan neraca modal akan tetap surplus. Kondisi tersebut akan membuat neraca pembayaran triwulan I surplus. Apalagi, ia memperkirakan defisit transaksi berjalan juga akan membaik di kuartal I.
Perkiraan dibuat setelah defisit neraca perdagangan secara kumulatif hingga Februari di angka US$734 juta atau lebih baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$808,9 juta. "Kami perkirakan defisit transaksi berjalan akan turun dan neraca modal akan tinggi dibanding neraca transaksi berjalan," pungkas dia.
Bank Indonesia mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia (capital inflow) hingga Jumat (22/3) sebesar Rp74,4 triliun secara tahun kalender (year-to-date). Angka itu terdiri dari aliran modal portfolio, seperti saham dan Surat Berharga Negara (SBN).
[Gambas:Video CNN] (glh/agt)
https://ift.tt/2UOuINX
March 23, 2019 at 01:16AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI Catat Aliran Modal Masuk Tembus Rp73 Triliun"
Posting Komentar