Saking banyaknya, pernah ada ungkapan yang bilang Avanza merupakan mobil yang tidak mungkin "disalip di jalanan" karena begitu bisa dilakukan di depan sudah ada lagi unit yang lain.
Selama 15 tahun perjalanan karier, Avanza sudah kena berbagai macam revisi desain. Model yang dikatakan generasi kedua pernah datang pada 2011, lantas model major change terakhir hadir pada 2015.
Pada 2019, Toyota kembali melakukan perubahan pada Avanza. Awalnya saya rasa Toyota sudah cukup dengan serangkaian utak-utik desain lantas memutuskan mobil yang pada awalnya didesain sebagai versi murah Kijang ini masuk ke fase generasi ketiga.
Pikiran itu mungkin lumrah, pasalnya bila diperhatikan Avanza butuh waktu tujuh tahun hingga generasi kedua dan prediksi gampangnya pada 2019 berarti giliran generasi ketiga.
Namun kenyataannya tidak begitu, Avanza malah kena facelift lagi. Ini bikin banyak pertanyaan menggeliat, salah satunya 'Mau diapakan lagi itu Avanza?'.Toyota memutuskan desain 2019 berubah pada eksterior dan interior, lantas ada tambahan fitur, dan penggantian teknis suspensi. Semua perubahan itu disebar ke Avanza dan juga versi termahalnya, Veloz.
Tujuan Toyota membawa desain segar buat menyempurnakan Avanza yang sejak tahun lalu mendapat perlawanan kuat lagi, kali ini dari Mitsubishi Xpander.
Jangan keliru, tidak ada yang salah pada perubahan Avanza. Lampu depan LED ditambah 'Follow Me Home' yang dirangkai bertumpuk seperti Toyota Voxy, antena sirip hiu, spion lipat otomatis, tombol AC digital, tombol start stop, smart entry, sensor parkir plus kamera, dan head unit baru yang bisa mirroring ponsel meningkatkan level mewah Avanza.
Namun buat saya, perubahan paling berkesan pada Avanza adalah yang tidak kasat mata. Anda bisa bandingkan satu per satu fitur Avanza dengan model lain, namun soal rasa mengemudi tidak akan pernah sama.
Toyota Avanza di Candi Borobudur. (Foto: Toyota)
|
Dari penjelasan TAM, teknis perubahan suspensi Avanza ada pada area shock arbsorber, per, dan bushing pada strut bar, swing arm, dan lateral rod. Komponen-komponen baru ini digunakan biar pengendalian Avanza semakin mendekati kata 'nyaman'.
Selain itu, Toyota juga sudah mengubah seting Electronic Power Steering (EPS). Modul komputer EPS dikatakan telah dipetakan ulang hingga membuat setir makin enteng saat mobil bergerak pelan namun jadi agak berat pada kecepatan tinggi.
Detailnya, pada kecepatan 30 km per jam setir makin enteng 7 persen dari model lama. Sedangkan mulai 90 km per jam ke atas setir makin berat 5 persen.
Penggantian spesifikasi teknis itu menawarkan rasa yang berbeda saat nyetir Avanza. Saya merasa nyetir Avanza jadi lebih 'rendah' dan goyangan bodi Avanza karena aktivitas mengemudi di jalan lurus sedikit berkurang.
Kemudi yang sedikit lebih berat dan suspensi sedikit kaku bikin memegang setir makin pede saat ngebut. Body roll pada Avanza masih terasa, misalnya saat pindah jalur di jalan tol dari Semarang ke Cirebon, namun kadarnya berkurang ketimbang model lama.
Interior Toyota Avanza dilengkapi head unit layar sentuh. (Foto: Toyota)
|
Suspensi bisa meredam gerakan lumayan ekstrem dan memudahkan koreksi setir, meski begitu pengemudi juga wajib menjaga toleransi karena mobil ini tidak didesain terlalu atletis.
Catatan saya, perpaduan mesin 1.300 cc dan transmisi otomatis 4-percepatan Avanza terasa kurang 'greget' buat menumpas area perbukitan. Pilihan spesifikasi itu mungkin cocok buat orang-orang yang punya dana terbatas, namun bila masih ada sedikit tabungan, memilih varian 1.500 cc transmisi manual mungkin lebih pas.
Ada satu konsekuensi yang saya pahami soal suspensi Avanza yang makin kaku, yaitu berpengaruh pada kenyamanan penumpang paling belakang. Saat melaju kencang lantas melindas bidang tinggi atau lubang jalan, guncangan buat penumpang lebih besar.
Walau begitu, setidaknya saat jalan santai penumpang dan termasuk pengemudi bisa menikmati hal-hal baru lain yang sudah disediakan. Pilihan hiburan kabin kini makin banyak bila mengeksplorasi head unit, khusus buat Veloz penumpang belakang juga dapat monitor di plafon.
Monitor untuk penumpang kursi baris kedua dan ketiga. (Foto: Toyota)
|
Ubahan lain yang tidak kelihatan mata pada Avanza 2019 yaitu pada penambahan peredam. Posisinya ada di balik dasbor, di bawah area tuas transmisi, dan di bawah jok baris ketiga. Menurut TAM berkat peredaman tambahan itu, kabin Avanza makin senyap 1-2 desibel.
Ada alasan mengapa Avanza bisa jadi mobil terlaris di Indonesia, menurut saya, selain karena pemasaran Toyota, juga karena mobil ini lebih dikenal fungsional dan punya satu poin yang tidak dimiliki pesaingnya yaitu sistem gerak roda belakang.
Karakter jalan-jalan di Indonesia tidak semua semulus Jakarta, di Pulau Jawa ataupun pulau lainnya di Nusantara kondisi jalan sangat beragam yang bisa jadi sulit ditempuh sistem gerak roda depan tanpa bantuan teknologi tambahan.
Toyota merasa gerak roda belakang pada Avanza adalah basis yang tidak bisa diganggu gugat sebab itu penyempurnaan yang dilakukan untuk Avanza model baru cuma meliputi kosmetik dan fitur yang bisa disesuaikan kondisi pasar. (fea/mik)
https://ift.tt/2Jbo82G
March 14, 2019 at 02:36AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jajal Ubahan Tersembunyi Toyota Avanza 2019"
Posting Komentar