Ulasan Film: 'Isn't It Romantic'

Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi mereka yang skeptis soal cinta sejati dan segala keindahan kisah romansa dalam film komedi romantis, mungkin sosok Natalie yang diperankan Rebel Wilson dalam film Isn't It Romantic bisa mewakili.

Film yang dirilis secara internasional pada 13 Februari 2019 melalui jaringan streaming Netflix tersebut seperti antitesis dari cerita komedi romantis, pada awalnya.

Film ini dengan puas mencela dan menguliti habis-habisan segala 'ketidakrasionalan' film komedi romantis ala Hollywood, sebut saja Pretty Woman (1990) atau Sweet Home Alabama (2002), melalui berbagai komentar sinis Natalie yang masih menunjukkan gaya khas Rebel Wilson di serial Pitch Perfect.

Padahal, dikisahkan saat masa kecil, Natalie memiliki mimpi menjalani kisah cinta bak Julia Roberts dan Richard Gere dalam Pretty Woman 28 tahun yang lalu. Namun, ibunya sendiri menghancurkan impian itu.


Ketika dirinya dewasa dan menjadi seorang arsitek, Natalie pun meneruskan sinisme akan keberadaan cinta, bahkan soal dirinya sendiri. Dirinya pun kadang dianggap remeh oleh sekelilingnya.

Hingga suatu kali, kondisi menjadi serba terbalik.

Natalie terbangun dari pingsan dan menghadapi kondisi bak di film komedi romantis: penuh dengan bunga dan suasana ceria, segala hal menjadi trendi, dirinya ditaksir klien tampan bernama Blake (Liam Hemsworth), hingga hidup dalam kemewahan.

Natalie (Rebel Wilson) dan Blake (Liam Hemsworth) di 'Isn't It Romantic'. Natalie (Rebel Wilson) dan Blake (Liam Hemsworth) di 'Isn't It Romantic'. (Dok. Warner Bros Pictures/Netflix via www.imdb.com)

Ketika Natalie berjuang untuk memahami segala hal yang berubah di sekelilingnya, ia menyadari sesuatu pembelajaran yang akan mengubah hidupnya.

Sejujurnya, film ini bisa disebut bentuk pemberontakan akan stereotipe film komedi romantis.

Pertama, tak ada pemeran utama wanita yang bertubuh semampai nan menawan. Memang ada sosok cantik nan aduhai seperti Priyanka Chopra, namun ia hanya menempati peran yang biasanya diberikan Hollywood kepada 'aktris-seperti-Wilson.'


Hal ini yang saya pribadi acungi jempol. Hollywood perlahan mulai meninggalkan stereotipe dan stigma berdasarkan bentuk tubuh atas gambaran wanita karakter utama dalam film, apalagi di genre ini.

Selain itu, sosok pria tampan yang menyukai karakter utama wanita -yang dalam film ini diwakili oleh Liam Hemsworth- sebenarnya bukan menjadi sosok 'pangeran' yang biasanya ditampilkan dalam film komedi romantis.

Justru, sosok 'pangeran' yang dibawa dalam film ini hanyalah karakter biasa saja, tidak tampan, tidak kaya, bukan seperti Edward Lewis yang diperankan Richard Gere dalam Pretty Woman yang kaya raya nan menawan.

Film 'Isn't It Romantic' mulai meninggalkan stereotipe atas gambaran wanita ideal di peran utama.Film 'Isn't It Romantic' mulai meninggalkan stereotipe atas gambaran wanita ideal di peran utama. (Dok. Warner Bros Pictures/Netflix via www.imdb.com)

Dengan begitu, kisah cinta dalam komedi romantis yang dibawa Isn't It Romantic menjadi lebih realistis, karena 'prince charming' sejatinya hanya ada di cerita Disney atau Disneyland.

Meski menanggalkan sejumlah hal yang menjadi stereotipe dari cerita komedi romantis, film ini masih menggunakan pola cerita serupa. Jelas, akhir yang bahagia adalah 'koentji' dari film genre ini.

Penampilan Rebel Wilson memang menjadi andalan di samping cerita komedi romantis yang sebenarnya 'begitu-begitu saja'. Berbagai aksi, ekspresi, hingga sindiran yang dilakukan Rebel menjadi hal menyegarkan selama menonton film ini.


Namun, beberapa bagian cerita dalam film yang ditulis oleh Erin Cardillo, Dana Fox, dan Katie Silberman ini terasa cukup bertele-tele sehingga membuat bosan.

Apalagi, saya cukup kecewa dengan aksi Liam Hemsworth yang sama sekali tidak lucu alias garing. Tak lebih baik dibandingkan sang kakak, Chris Hemsworth.

Bersyukur, sutradara Todd Strauss-Schulson yang dibantu oleh Rebel Wilson membuat sejumlah adegan lainnya tampak segar untuk bisa mempertahankan niat penonton menyelesaikan tayangan.

Secara umum, film Isn't It Romantic ini bisa menjadi film komedi romantis alternatif dari genrenya. Terlebih, bagi mereka seperti Natalie, muak dengan kisah cinta biasa film komedi romantis kebanyakan.

[Gambas:Youtube] (end)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Fe0XR7

March 16, 2019 at 01:53AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ulasan Film: 'Isn't It Romantic'"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.