Indonesia di Piala Thomas: Kuat Namun Belum Terlihat

Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia menjadi unggulan pertama di Piala Thomas 2020. Kendala terbesar dari situasi jelang perang nanti adalah Indonesia tidak benar-benar bisa menguji kekuatan mereka hingga Hari H pertarungan.

Performa pemain-pemain Indonesia yang impresif menempatkan Indonesia jatuh sebagai unggulan pertama di Piala Thomas 2020. Indonesia punya kedalaman di nomor ganda lewat Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Di nomor tunggal, Indonesia memiliki Anthony Ginting dan Jonatan Christie sebagai dua tunggal pertama. Sementara posisi tunggal ketiga kemungkinan besar jadi milik Shesar Hiren Rhustavito.


Dari segi materi tim, Indonesia punya kualitas dan kemampuan untuk merebut kembali Piala Thomas. Namun materi tim itu punya ujian besar dalam persiapan menghadapi Piala Thomas nanti.

Ujian tersebut adalah ketiadaan turnamen resmi hingga Piala Thomas berlangsung, 3-11 Oktober mendatang.

Turnamen di bulan September yang ideal dijadikan uji coba kekuatan seperti di Taiwan, Korea Selatan, China, dan Jepang semuanya dibatalkan karena pandemi corona masih belum sepenuhnya teratasi.

Jonatan Christie kalah dari Cheam June Wi.Jonatan Christie dan kawan-kawan tidak mendapatkan atmosfer pertandingan sejak Maret. (Dok. PBSI)

Dengan demikian, mata dan fokus pemain langsung tertuju pada gelaran Piala Thomas dan Uber.

Andai ada turnamen di bulan September, PBSI bisa dengan mudah mengukur kekuatan terkini pemain-pemain Indonesia dan juga pemain-pemain dari calon negara lawan.

Situasi makin pelik karena turnamen terakhir yang dijalani oleh Hendra Setiawan dan kawan-kawan, begitu juga pemain badminton lainnya di dunia, adalah All England yang berlangsung di bulan Maret.

Kondisi ini membuat pemain-pemain sudah tak berkompetisi sekitar tujuh bulan hingga pelaksanaan Piala Thomas-Uber mendatang. Ini adalah jeda yang jauh lebih lama bila dibandingkan jeda akhir tahun yang terkadang hanya memakan waktu 2-3 pekan saja atau jeda menuju Olimpiade yang mungkin berkisar sekitar satu bulan.

Jeda kompetisi yang panjang tentu berpengaruh pada persiapan, fokus, hingga konsentrasi pemain. Insting dan naluri membunuh pemain-pemain tentu bakal berkurang dengan ketiadaan pemain meski dari segi positif, kondisi lapar bertarung bisa menjadi dorongan motivasi untuk tampil di level terbaik.

PBSI sudah mencoba mengisi kekosongan turnamen dengan menggelar Home Tournament. Hal ini merupakan langkah yang bagus di tengah ketiadaan kompetisi yang bisa menurunkan naluri bertarung.

Kini gebrakan PBSI kembali ditunggu dalam persiapan menuju Piala Thomas-Uber. Simulasi pertandingan wajib digelar dengan tekanan yang lebih besar dibandingkan simulasi-simulasi untuk edisi sebelumnya.

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kiri) dan rekannya Hendra Setiawan mengembalikan kok ke arah lawannya asal China Taipei Lu Ching Yao dan Yang Po Han dalam pertandingan babak 16 besar Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/1/2020). Ganda putra Indonesia unggulan kedua itu menang dengan skor 21-19 dan 22-20. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj. *** Local Caption ***Ahsan/Hendra merupakan pemain paling berpengalaman di skuat Indonesia nanti. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Hal itu bertujuan untuk mengembalikan adaptasi terhadap tekanan yang bakal dirasakan oleh pemain-pemain yang bakal diturunkan oleh Indonesia di lapangan.

Kebugaran pemain dan risiko cedera juga patut jadi prioritas nomor satu bagi PBSI di sisa waktu dua bulan menuju keberlangsungan turnamen elite beregu putra tersebut.

Posisi unggulan nomor satu di Piala Thomas tentu menghasilkan beban berat dan tekanan, terlebih Piala Thomas terakhir kali dimenangkan 18 tahun lalu, namun Indonesia masih bisa melihat hal-hal positif di balik jeda kompetisi yang tentu sedikit-banyak menghapus ritme permainan.

Hal positif tersebut adalah ketiadaan kompetisi diharapkan juga bisa memutus tren buruk yang sedang dialami pemain-pemain Indonesia seperti Jonatan Christie yang catatan mainnya kurang bagus dalam periode awal 2020.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

Pastikan Status Juara Grup

Dengan sistem grup, Indonesia tak perlu panik berlebihan meski jeda kompetisi terlalu lama dalam persiapan menghadapi Piala Thomas.

Dengan komposisi grup berisi Malaysia, Inggris, dan Belanda, Indonesia punya peluang besar untuk mendapatkan tiket menuju babak perempat final. Materi pemain Indonesia punya keunggulan 1-2 level di atas Inggris dan Belanda.

Satu hal yang harus bisa dipastikan Indonesia adalah lolos ke perempat final sebagai juara grup dengan memenangkan persaingan lawan Malaysia. Hal ini bakal menggaransi jalur yang lebih mudah sekaligus melanggengkan status unggulan nomor satu milik Indonesia.

Andai Indonesia hanya jadi runner up grup, tentu Indonesia tak lagi dipandang sebagai unggulan pertama ketika undian perempat final dilakukan.

Anthony Sinisuka GintingIndonesia punya dua pemain tunggal papan atas di Piala Thomas 2020. ( Dok. Humas PBSI)

Dari materi tim yang ada, kualitas Malaysia ada di bawah Indonesia. Namun Lee Zii Jia dan dua ganda putra Malaysia bakal dijadikan andalan untuk mengejutkan Indonesia.

Penampilan Lee Zii Jia cukup bagus di paruh awal 2020 dengan masuk semifinal Malaysia Masters dan semifinal All England patut membuat ia diwaspadai.

Pun begitu halnya dengan ganda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Goh V Shem/Tan Wee Kiong, dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.

Sebelum berpikir terlalu jauh tentang tim-tim favorit lain seperti Jepang dan China, langkah pertama yang perlu dilakukan Indonesia jelas merebut status juara grup.

Indonesia harus membuktikan bahwa mereka benar-benar tim yang kuat, baik saat di atas kertas ketika berhitung peluang ataupun ketika bertarung langsung di lapangan.

[Gambas:Video CNN]

(bac)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2PlIAy2

August 05, 2020 at 08:14AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Indonesia di Piala Thomas: Kuat Namun Belum Terlihat"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.