Sebuah studi terbaru yang telah diterbitkan pada 26 Agustus 2021 di The Journal Nature Geoscience menemukan bahwa pada 2018 telah terjadi letusan bawah laut aktif terbesar yang melahirkan 'bayi' raksasa berupa gunung berapi bawah laut berukuran besar.
Dalam temuan tersebut, para ilmuwan berhasil mendeteksi gunung berapi setinggi 2.690 kaki atau 820 meter di bagian Barat Samudra Hindia, di lepas Madagaskar, menyusul serentetan gempa bumi yang melanda di dekat daerah yang biasanya tenang secara seismik.
Setelah mengumpulkan data geologi, termasuk informasi dari survei bawah laut tahun 2019 di wilayah tersebut, tim menyadari bahwa ada gunung berapi bawah laut baru dengan ketinggian sekitar 1,5 kali lebih tinggi dari One World Trade Center di New York. Terlebih lagi, 'bayi' baru ini diketahui para ilmuwan telah mengambil dari reservoir magma vulkanik terdalam.
"Sumber magma, reservoir, sangat dalam. Sekitar 34 mil [55 kilometer] di bawah tanah. Ini adalah pertama kalinya dalam vulkanologi kita dapat melihat reservoir yang begitu dalam di dasar litosfer, kulit terluar Bumi yang mencakup mantel atas dan kerak," ungkap Nathalie Feuillet, seorang peneliti studi sekaligus ahli geoscientist kelautan di Paris Institute of Earth Physics (IPGP), University of Paris mengatakan kepada Livescience.
Antara Mei 2018 sampai Mei 2021, lebih dari 11 ribu gempa bumi terdeteksi mengguncang Mayotte, sebuah pulau kecil di wilayah Prancis antara Madagaskar dan Mozambik. Gempa paling hebat yang pernah terjadi yakni berkekuatan 5,9 tapi juga dibarengi dengungan seismik yang aneh atau gempa berfrekuensi sangat rendah yang berasal jauh di bawah tanah.
Gempa tersebut tidak bisa dirasakan tapi getarannya tertangkap oleh seismometer di seluruh dunia. Gempa berfrekuensi sangat rendah ini diketahui terkait dengan aktivitas gunung berapi.
Aktivitas seismik dadakan ini mengejutkan, mengingat hanya dua gempa bumi yang terdeteksi di dekat Mayotte sejak 1972 hingga sekarang sebagai aktivitas vulkanik terbaru, lapisan batu apung di laguna dekat pulau yang tersisa setidaknya 4 ribu tahun yang lalu, seperti yang dituliskan peneliti.
Pada Juli 2018, para ilmuwan menyadari bahwa berdasarkan data GPS, Mayotte bergerak ke arah timur sekitar 7,8 inci (20 sentimeter) per tahun. Pada saat itu, pulau itu hanya memiliki tiga atau empat stasiun GPS, sehingga para ilmuwan memasang sistem satelit navigasi global dan seismometer dasar laut di sekitar pulau untuk mempelajari lebih lanjut tentang perubahan geologis yang terjadi di sana.
Hasil temuannya luar biasa, yakni gabungan seismometer darat dan dasar laut yang menangkap 17 ribu peristiwa antara Februari sampai Mei 2019.
Baca letusan bawah laut terbesar di dunia ke halaman berikutnya ---->>>
Letusan Bawah Laut Terbesar di Dunia
BACA HALAMAN BERIKUTNYAhttps://ift.tt/3BbApd3
October 24, 2021 at 06:47AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penampakan Letusan Bawah Laut Terbesar di Dunia"
Posting Komentar