Berusia Empat Abad, Kuliner Pempek Tetap Butuh Inovasi

Jakarta, CNN Indonesia --

Belum afdol rasanya kalo belum makan atau beli oleh-oleh pempek saat wisata di Palembang, Sumatera Selatan.

Ada banyak tempat makan pempek di Palembang. Kuliner dengan menu seperti kapal selam dan lenjer ini bahkan disebut telah eksis sejak lebih dari empat abad.

Pengolahan pempek bermula pada tahun 1617, ketika seorang apek (panggilan orang tua dalam bahasa Tionghoa) yang tinggal di tepi Sungai Musi, melihat tangkapan ikan yang sangat berlimpah namun minim produksi.


Sebelum dibuat menjadi pempek, ikan biasanya hanya digoreng atau dipindang.

Ia lalu mencoba mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka. Penjualannya dengan sepeda keliling kota. Kalau ada yang ingin membeli tinggal memberhentikannya dan berkata "Pek! Apek!".

Pempek CRP menjadi satu dari sekian banyak tempat makan pempek yang terkenal di Palembang.

Selain melestarikan kuliner sejarah, sang pemilik, Suhendro Wang, punya ide mempromosikan pempek jadi santapan yang lebih kekinian, bahkan bisa jadi santapan saat sarapan, makan siang atau camilan santai.

Dengan begitu, pria yang sebelumnya berkarier sebagai importir barang dari China ke Indonesia ini, ingin makanan dari kota kelahirannya tak sekadar dilihat sebagai menu tradisional yang hanya disantap saat pulang kampung saja.

Pempek CRPSuhendro Wang saat memantau proses pengolahan Pempek CRP. (Arsip Pempek CRP)

"Seperti kalau kita ke negara Jepang, ada istilah jika kalau belum makan sushi atau ramen, berarti kita belum pernah menginjak Jepang. Sama seperti pempek, jika ke Kota Palembang belum makan pempek berarti belum menginjak Palembang," katanya.

Diketahui, Pempek CRP sudah mempunyai sertifikat SNI, BPOM, Halal, GMP, dan ISO 22000, dan saat ini Suhendro sedang mengurus HACCP untuk keperluan ekspor ke mancanegara.

"Pempek sudah diuji oleh waktu, sudah lebih dari empat abad jadi kuliner favorit, bahkan oleh keluarga kerajaan," kata Suhendro.

"Dengan pengolahan dan promosi yang lebih baik lagi, semoga pempek tetap terus ada hingga 400 tahun ke depan," lanjutnya.

Wisatawan yang hendak membeli pempek sebagai oleh-oleh saat wisata ke Palembang perlu mengetahui cara pengemasannya, sehingga buah tangan tidak basi setibanya di tujuan.

Perlu diketahui kalau pempek tidak tahan lama, hanya 24 jam. Namun, sejumlah gerai punya trik khusus agar pempek bisa bertahan hingga 72 jam.

Wisatawan bisa membeli pempek yang sudah divakum dan bisa bertahan hingga dua hari. Ada juga pempek yang ditaburi tepung dan bisa bertahan hingga dua hari.

Sebelum membelinya, wisatawan juga perlu menghitung durasi perjalanan. Sebaiknya beli pempek pada H-1 sebelum kepulangan, sehingga pempek tak terlalu lama berada di luar lemari pendingin selama dalam perjalanan.

Kemas pempek dalam tempat yang aman, antibasah dan antibau, sehingga tak repot saat dibawa dalam perjalanan kendaraan atau penerbangan.

(ard)

[Gambas:Video CNN]

Adblock test (Why?)



https://ift.tt/3lxKkVE

October 13, 2021 at 03:14AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Berusia Empat Abad, Kuliner Pempek Tetap Butuh Inovasi"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.