Respons NOC Soal Indonesia Terancam Sanksi Gara-gara Doping

Jakarta, CNN Indonesia --

Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menyesalkan ancaman sanksi Badan Antidoping Dunia (WADA) yang bisa merugikan Indonesia di ajang internasional.

Melalui situs resmi, WADA menyatakan Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) bersama empat organisasi antidoping (ADO) lain tidak patuh terhadap kode antidoping dunia.

Akibat pelanggaran itu Indonesia berpotensi kehilangan sejumlah hak di olahraga internasional hingga status LADI dipulihkan kembali.


Selain bisa disanksi dilarang menjadi tuan rumah regional, kontinental, hingga kejuaraan dunia atau ajang utama lain, Indonesia juga terancam tidak bisa tampil dengan bendera Merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di multievent Internasional.

"NOC Indonesia menyesalkan kejadian ini bisa terjadi. Meski ini bukan ranah kerja NOC, kami turut prihatin karena dampak yang ditimbulkan memengaruhi peran Indonesia di olahraga Internasional. NOC akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk membicarakan masalah ini," kata Ketua NOC Indonesia Raja Sapta, Jumat (8/10).

Picture of the logo of World Anti-Doping Agency (WADA)taken on September 20, 2016 at the headquarter of the organisation in Montreal. (Photo by Marc BRAIBANT / AFP)WADA ancam Indonesia dengan sejumlah sanksi. (AFP/MARC BRAIBANT)

NOC Indonesia menghargai LADI dalam merampungkan semua urusan. Okto juga berharap persoalan ini segera bisa terselesaikan dan menjadi pelajaran semua pihak.

"Ketika kita ingin berprestasi di level dunia, sudah sepatutnya kita mengikuti aturan Internasional, olahraga punya otoritas tertinggi yakni Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang memiliki bidang-bidang khusus seperti WADA," ucap Okto.

"Jika ada aturan dilanggar, bisa memberikan sanksi fatal bagi Indonesia sehingga sudah sepatutnya kita menghormati aturan tersebut," kata Okto menambahkan.

Menurut Okto, yang terpenting saat ini adalah mencari solusi sehingga Indonesia bisa segera terbebas dari jerat sanksi WADA. Apalagi, dalam waktu dekat beberapa federasi olahraga nasional akan mengadakan kejuaraan level internasional di Indonesia hingga akhir 2021.

PP PBSI akan menggelar Indonesia Masters (16-21 November), Indonesia Open (23-28 November), dan BWF World Tour Finals 2021 (1-5 Desember).

Agenda padat multievent Internasional juga menanti Indonesia pada 2022, yakni Asian Indoor & Martial Art Games (10-20 Maret), SEA Games (Mei), Islamic Solidarity Games (9-18 Agustus), Asian Games (10-25 September), Asian Youth Games (20-28 Desember). Piala Asia Basket FIBA 2021 juga akan digelar Juli 2022.

"Kita harus pikirkan bersama bagaimana agar agenda yang telah disusun federasi nasional ini tidak terganggu. Apalagi atlet kita sudah menyiapkan diri sejak jauh-jauh hari," kata Okto.

"Komite Olimpiade Indonesia akan membantu semaksimal mungkin apa yang bisa kami kerjakan dalam ranah kami. Namun, masalah ini harus ditanggapi dengan segera. Jangan sampai Indonesia tampil di multi event internasional seperti Rusia di Olimpiade 2020 Tokyo. Sebab, Merah putih adalah kebanggaan Indonesia dan bisa mengumandangkan Indonesia Raya di negeri orang itu menjadi kebanggaan tersendiri," ucap Okto melanjutkan.

Rusia tampil di Olimpiade Tokyo tanpa menggunakan bendera negara, melainkan bendera Komite Olimpiade Rusia (NOC Rusia/ROC). Hal ini dikarenakan Rusia menjalani sanksi doping yang dituduh karena didukung oleh negara.

[Gambas:Video CNN]

(sry/jun)

Adblock test (Why?)



https://ift.tt/3BrQEDF

October 09, 2021 at 02:00AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Respons NOC Soal Indonesia Terancam Sanksi Gara-gara Doping"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.