Apple dilaporkan menggugat pembuat spyware asal Israel di pusat pengawasan skandal Pegasus pada Selasa (23/11). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memblokir NSO Group yang menargetkan lebih dari satu miliar iPhone sebagai sasaran serangan.
Gugatan dari Apple menambah masalah yang dihadapi NSO. Sebelumnya NSO telah dilanda kontroversi atas laporan bahwa spyware Pegasus miliknya telah menyasar puluhan ribu aktivis, jurnalis, dan politisi terdaftar.
Pihak berwenang AS beberapa pekan yang lalu disebut telah memasukkan NSO ke daftar hitam. Hal ini dilakukan untuk membatasi ekspor dari kelompok-kelompok Amerika atas tuduhan bahwa perusahaan Israel "memungkinkan pemerintah asing untuk melakukan penindasan transnasional."
"Untuk mencegah penyalahgunaan lebih lanjut dan membahayakan penggunanya, Apple juga mencari perintah permanen untuk melarang NSO Group menggunakan perangkat lunak, layanan, atau perangkat Apple," kata Apple dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan gugatan yang diajukan di pengadilan federal AS di California.
"Terdakwa adalah peretas terkenal - tentara bayaran abad ke-21 yang amoral yang telah menciptakan mesin pengawasan dunia maya yang sangat canggih yang mengundang penyalahgunaan yang rutin dan mencolok," tulis perusahaan pembuat iPhone ini dalam kasusnya.
NSO secara konsisten membantah melakukan kesalahan dan bersikeras bahwa perangkat lunaknya dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak berwenang hanya dalam upaya-upaya memerangi terorisme dan kejahatan lainnya.
"Para pedofil dan teroris dapat dengan bebas beroperasi di tempat ruang teknologi, dan kami menyediakan perangkat yang sah bagi pemerintah untuk melawannya. Kelompok NSO akan terus mengadvokasi kebenaran," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada AFP.
Smartphone atau ponsel pintar yang terinfeksi Pegasus pada dasarnya berubah menjadi perangkat pengintai saku yang memungkinkan pengguna atau pengelola layanan untuk membaca pesan target, melihat foto mereka, melacak lokasi mereka, dan bahkan menyalakan kamera mereka tanpa mereka sadari.
Apple mengatakan ada 1,65 miliar perangkat Apple aktif di seluruh dunia, termasuk lebih dari satu miliar iPhone.
Spyware bayaran
Gugatan dari Apple bukan yang pertama. Sebelumnya Facebook atau yang sekarang dikenal Meta menggugat NSO Group pada 2019 dan menuduhnya menggunakan messenger WhatsApp untuk melakukan spionase siber terhadap jurnalis, aktivis hak asasi manusia, dan sejumlah pihak lain.
Gugatan tersebut diajukan di pengadilan federal California, menuduh sekitar 1.400 perangkat telah ditargetkan oleh perangkat lunak berbahaya untuk mencuri informasi berharga dari mereka yang menggunakan aplikasi perpesanan tersebut.
"Ini bukan kabar baik bagi NSO, yang dilaporkan dalam bahaya gagal bayar dengan utang lebih dari US$500 juta, perombakan kepemimpinan baru-baru ini dengan CEO mereka, dan Perancis menarik diri dari rencana pembelian setelah sanksi AS," kata Jake Williams dari perusahaan keamanan siber BreachQuest.
Gelombang kekhawatiran berikutnya muncul ketika Apple merilis perbaikan pada September lalu untuk memperbaiki kelemahan yang memungkinkan spyware NSO menginfeksi perangkat tanpa pengguna perlu mengklik pesan atau tautan berbahaya.
Kemampuan infeksi yang disebut serangan 'zero-click' mampu secara diam-diam merusak perangkat yang ditargetkan, dan diidentifikasi oleh para peneliti di Citizen Lab, sebuah organisasi pengawas keamanan siber di Kanada.
Apple mengatakan bahwa pihaknya memberi tahu sejumlah kecil pengguna yang mereka temukan kemungkinan telah menjadi target serangan jenis tersebut.
"Perusahaan spyware bayaran seperti NSO Group telah memfasilitasi beberapa pelanggaran hak asasi manusia terburuk di dunia dan tindakan represi transnasional, sambil memperkaya diri mereka sendiri dan investor mereka," kata direktur Citizen Lab Ron Deibert.
(lnn/fjr)https://ift.tt/3DTgmSI
November 25, 2021 at 01:45AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Apple Gugat NSO, Pembuat Spyware yang Sasar Pengguna iPhone"
Posting Komentar