
Steak biasanya disandingkan dengan kentang goreng atau kentang tumbuk. Cukup mengenyangkan dan sehat apalagi jika ditambah dengan ragam potongan sayur.
Sebelum steak disajikan di meja, ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian. Mulai dari potongan daging hingga tingkat kematangan akan menentukan seberapa nikmat steak yang disantap.
1. Pilih jenis potongan daging
Jenis potongan daging tak hanya urusan letak, tapi juga karakter yang diusungnya. Ada empat jenis potongan daging yang populer untuk steak atau umum disebut primary cut.
Rib eye adalah bagian daging sapi sekitar tulang iga atau tulang rusuk. Teksturnya halus dan lebih beraroma. Pengamat kuliner Kevindra Soemantri mengatakan, rib eye memiliki karakter yang begitu juicy.
"Itu di iga dan ada mata lemak, makanya disebut rib eye. Daging yang menempel di tulang selalu punya karakter lebih juicy," ujarnya di Holycow, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Lalu ada T-bone, jenis potongan yang terbilang lengkap dan istimewa. Potongan daging yang satu ini punya lapisan lemak, daging lembut, serta tulang. Satu sisi T-bone berupa filet tenderloin, sementara sisi lainnya merupakan bagian pinggang atas.
Selanjutnya adalah sirloin yang paling banyak disukai orang Indonesia. Potongan yang satu ini berkualitas tinggi dan disebut ideal lantaran ukurannya yang besar.
Terakhir adalah tenderloin. Potongan dengan harga paling mahal ini bertekstur halus, empuk, dan rendah lemak. Sebaiknya tenderloin tidak dimasak terlalu lama untuk mendapatkan rasa yang khas.
2. Tingkat kematangan yang pas
Umumnya, daging steak dinikmati dengan empat pilihan tingkat kematangan: medium rare, medium, medium well, dan well done.
Medium rare memberikan daging dengan warna lebih merah di bagian tengah. Citarasa daging lebih kuat.
Medium merupakan steak dengan tingkat kematangan sempurna. Daging bagian dalam terlihat kemerahan, lembut, dan juicy.
Medium well jadi pilihan tepat jika Anda menginginkan daging yang tidak terlalu kering. Biasanya, bagian dalam daging akan berwarna cokelat sedikit merah muda.
Well done akan menghasilkan daging yang matang merata dan lebih kering dibanding tingkat kematangan yang lain. Daging cenderung keras dan kurang juicy.
Kevin menyarankan, demi mendapatkan kelezatan daging, maka sebaiknya daging dimasak dengan tingkat kematangan medium atau medium rare.
"Dengan tingkat kematangan ini kita bisa merasakan tekstur, lemak dan juicyness daging. Kalau well done itu semua sudah hilang. Kualitas daging sudah bagus tapi enggak bakal terasa," ujar dia.
Ada trik sederhana untuk mengetahui seberapa empuk daging dilihat dari tingkat kematangannya. Cukup dengan bantuan tangan, Anda bisa tahu steak seperti apa yang diinginkan.
Pada telapak tangan kiri, pertemukan ujung ibu jari dengan telunjuk. Tekan bagian bawah ibu jari, maka diketahui seberapa empuk daging dengan tingkat kematangan medium rare.
Bagaimana dengan tingkat kematangan yang lain? Lakukan hal yang sama, tapi pertemukan ibu jari dengan jari tengah untuk medium, dengan jari manis untuk medium well, dan kelingking untuk well done.
3. Menyandingkan steak dengan minuman yang tepat
Di negara empat musim, steak biasa dinikmati dengan wine. Namun untuk Indonesia, wine mungkin kurang pas karena iklim tropisnya.
Pendiri Steak Hotel by Holycow, Wynda Mardio, menyarankan Anda untuk melengkapi sajian steak dengan teh citarasa buah. "Pilih teh yang fruity. Ice lemon tea juga bisa," kata Wynda.
Pilihan lainnya adalah air putih dingin untuk menjaga lidah tetap aman dari sensasi rasa lain selain daging. Kevin mengatakan, dengan cara ini, orang bisa mengetahui kualitas daging beserta rasa khasnya.
"Ini juga cara orang Andalusia, Spanyol untuk mengetahui kualitas daging," imbuhnya.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)
https://ift.tt/2urADgm
March 24, 2019 at 01:10AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hal-hal yang Perlu Diperhatikan saat akan Menyantap Steak"
Posting Komentar