Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan operasional perusahaan masih berjalan normal. Walhasil, tidak ada gangguan terkait produksi baja tahun ini yang ditargetkan mencapai 10 juta ton.
"Permasalahan ini tidak akan memperlambat kinerja perusahaan. Saya sudah ambil langkah-langkah antisipasi agar kami tetap berikan yang terbaik," ucap Silmy, Minggu (24/3).
Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan misalnya menghubungi mitra kerja dan konsumen guna menjelaskan situasi ini secara komprehensif. Selain itu, Silmy juga sudah menghubungi pihak perbankan demi menjamin proses restrukturisasi tetap berjalan.
"Saya sudah hubungi sebagian perbankan bahwa tidak ada masalah dalam proses restrukturisasi," kata dia.
Seperti diketahui, manajemen Krakatau Steel akan merestrukturisasi utang sekitar US$2 miliar. Beberapa skema yang diatur oleh perusahaan, antara lain perpanjangan utang, negosiasi bunga utang, dan utang ditukar dengan saham perusahaan (debt to equity swap).
"Kami juga sudah kerja sama dengan konsultasi internasional McKinsey & Company," imbuh Silmy.
Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut skema yang akan diambil oleh perusahaan dalam merestrukturisasi utangnya. Perusahaan menargetkan prosesnya bisa rampung tahun ini.
Dalam laporan keuangan perusahaan per September 2018, total liabilitas emiten berkode KRAS sepanjang kuartal III 2018 sebesar US$2,35 miliar. Angka itu naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,26 miliar.
Total liabilitas kuartal III 2018 ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar US$1,39 miliar dan liabilitas panjang US$960,99 juta. Sementara itu, pada kuartal III 2017 total liabilitas pendek hanya US$1,36 miliar dan liabilitas jangka pendek US$899,67 juta.
Perusahaan beserta entitasnya memiliki utang dari berbagai perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa bank tersebut, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Diketahui, KPK menciduk Wisnu Kuncoro selaku Direktur Teknologi dan Produksi Krakatau Steel dalam agenda operasi tangkap tangan (OTT). Selain Wisnu alias WNU, juga ada Hernanto, General Manager Blast Furnice Krakatau Steel alias HTO.
[Gambas:Video CNN]
Kemudian, Heri Susanto sebagaj General Manager Central Maintenance dan Facilities Krakatau Steel alias HES, Alexander Muskitta alias AMU, Kenneth Sutardja alias KSU dan sopir HTO.
Dugaan suap dilakukan untuk menjalankan proyek pengadaan barang dan peralatan Direktorat Teknologi dan Produksi Krakatau Steel masing-masing bernilai Rp24 miliar dan Rp2,4 miliar. Dalam hal ini, AMU diduga menawarkan rekanan dan disetujui WNU. (aud/lav)
https://ift.tt/2TVdulD
March 25, 2019 at 12:44AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Krakatau Steel Pastikan Kinerja Tak Terpengaruh Kasus Korupsi"
Posting Komentar