
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ini membuat inflasi secara tahunan berada di angka 2,47 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir Februari lalu yakni 2,57 persen.
"Jadi inflasi rendah dan makin menurun dari Februari yakni 2,57 persen," jelas Perry di kantornya, Jumat (22/3).
Ia melanjutkan hampir seluruh komoditas menunjukkan tanda-tanda deflasi. Contohnya, seperti daging ayam ras, telur, sayur-sayuran, dan beras. Hanya saja, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti bawang merah, bawang putih, tarif angkutan udara, cabai rawit, hingga air minum kemasan.
"Ini menunjukkan bahwa harga rendah dan terkendali, kebutuhan pangan cukup terpenuhi," papar dia.
Dengan demikian, ia berharap inflasi masih bisa berada di dalam rentang BI yakni 3,5 plus minus 1 persen. Atau, melanjutkan tren kemarin di mana inflasi tercatat 3,13 persen.
"Tapi dengan perkembangan ini konfirmasi inflasi akhir tahun bisa di bawah 3,5 persen," kata dia.
Pada bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, IHK mengalami deflasi sebesar -0,08 persen secara bulanan dan inflasi 2,57 persen secara tahunan. Sementara, inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 0,24 persen.
Realisasi deflasi Februari 2019 berbanding terbalik dibandingkan Januari 2019 yang mengalami inflasi sebesar 0,32 persen dan Februari 2018 yang tercatat inflasi 0,17 persen.
"Pemberi andil deflasi dari kelompok bahan makanan adalah daging ayam ras dengan andil 0,06 persen, dan cabai merah 0,06 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti.
Selain itu, telur ayam ras 0,05 persen, bawang merah 0,04 persen, cabai rawit 0,02 persen dan beberapa komoditas lain ikan segar wortel jeruk serta beberapa lain yang masing-masing memberikan andil -0,01 persen.
[Gambas:Video CNN] (glh/lav)
https://ift.tt/2FtCCXJ
March 22, 2019 at 09:52PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Survei BI: Inflasi Pekan Ketiga Maret Capai 0,1 Persen"
Posting Komentar