
Tapi, masalahnya tidak semua orang beruntung bisa mendapat akses ke alat Cardiotocography. Dalam situsnya, TeleCTG mengungkap sebanyak 95 persen wanita tidak mendapat akses terhadap alat ini. Sebab CTG mahal, besar, sehingga tak semua layanan kesehatan memilikinya.
Untuk itu, dibuatlah TeleCTG yaitu cardiotocography yang lebih portabel. Alat ini terdiri dari sebuah kotak kecil seukuran genggaman orang dewasa dan tiga sensor. Namun, TeleCTG ini tidak diperuntukan untuk dibeli secara pribadi. Alat ini diperuntukan untuk bidan-bidan yang bertugas di sejumlah daerah terpencil di Indonesia.
Selesai bidan mendeteksi, data dikirim dari TeleCTG secara nirkabel ke ponsel. Chief Technology Officer Sehati, Dondi Sasmita menjelaskan data TeleCGT ini berupa sebuah grafik, pengiriman data lalu dikirim ke Pusat Konsultasi. Lalu, dokter di Pusat Konsultasi menganalisa data dan memberikan rekomendasi. Hasil rekomendasi dokter kandungan itu lantas bisa dikirim lagi kepada bidan yang akan menyampaikan ke pasien.Lebih lanjut, Co-Founder dan CPO Sehati TeleCTG, Abraham Auzan menjelaskan awal mula diciptakannya alat TeleCGT ini berawal dari salah satu pendiri yaitu Dr. Ari Waluyo, Sp.OG yang telah berkecimpung di dunia kesehatan kandungan selama 15 tahun dan telah mengunjungi banyak daerah terpencil di Indonesia.
"Kebetulan pendiri kami Dr. Ari Waluyo itu dokter kandungan, beliau benar-benar melihat real kondisi di lapangan dan melihat apa sih kebutuhan masyarakat di daerah-daerah terpencil khususnya," jelasnya, dalam konferensi pers di kantor Sehati TeleCGT, Jakarta Selatan, Jumat (22/3).
Alat ini pertama kali diperkenalkan pada Festival South by Southwest (SXSW) 2019 di Austin Texas, AS pertengahan bulan Maret ini. Ini adalah festival dan konferensi musik, film, dan media interaktif. Namun, untuk sesi konferensi biasa diisi dengan materi entrepreneurship dan startup.Co-Founder dan CPO Sehati TeleCTG, Abraham Auzan mengatakan pihaknya ditunjuk langsung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai delegasi Archipelageek 2019.
"Ini sudah tahun ke-3 Bekraf berpartisipasi dalam acara SXSW, kebetulan tahun ini kita dapet undangan langsung. Kami menganggap momentum kemarin menjawab agenda pemerintah, dimana mendorong industri kesehatan dalam negeri," ujar Abraham.
Selain membuat aplikasi Bidan Sehati, mereka juga membuat aplikasi untuk ibu hamil yaitu Ibu Sehati. Aplikasi Ibu Sehati kata Dondi, dimaksudkan untuk memberikan informasi dan tips kehamilan mingguan, jadwal kunjungan ke dokter dan laboraturium, jurnal elektronik kesehatan ibu serta memberikan layanan berupa menghitung kontraksi. (din/eks)
https://ift.tt/2HQGgMI
March 24, 2019 at 08:25PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "TeleCTG, Alat Deteksi Kandungan Buatan Indonesia"
Posting Komentar