Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo, menyebut temuan itu didapat berdasarkan penyisiran Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHB2).
"Menurut kami BPN tim IT kami masih ada masalah sejumlah nama kurang lebih 17 juta 500 ribu nama ya itu minimal. Itu namanya dianggap ganda bisa juga dinilai invalid," ujar Hashim saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Senin (11/3).
BPN mencatat ada 17.553.708 data pemilih mencurigakan. Adapun rinciannya, sebanyak 9.817.003 pemilih tercatat lahir pada tanggal 1 Juli, 5.377.401 lahir pada 31 Desember, dan 2.359.304 lahir di 1 Januari.
Hashim menyampaikan berdasarkan analisis tim IT dan statistik BPN, data itu tidak wajar.
"Pada hari-hari lain, rata-rata yang lahir 520 ribu orang ya. Terus tiba-tiba 1 juli 9,8 juta, 2 Juli 520 ribu lagi. Ini kan kita anggap tidak wajar," ucapnya.
![]() |
Di kesempatan yang sama, Jurkam BPN Prabowo-Sandi, Riza Patria menyebut pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dukcapil Kemendagri.
Mereka juga akan turun ke lapangan untuk membuktikan data temuan mereka dan akan melaporkan hasilnya ke KPU.
"Hari ini kami akan menetapkan sampling titik-titik, daerah-daerah, nama-nama yang akan di telusuri di bawah. Nanti seminggu ke depan kita akan sama-sama turun ke bawah," ucapnya.
(dhf/DAL)https://ift.tt/2XRORUX
March 11, 2019 at 09:17PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tim Prabowo Adukan 17,5 Juta DPT Mencurigakan ke KPU"
Posting Komentar