Jerit Kasnawati, Corona dan Hantu Resesi di HUT DKI ke-493

Jakarta, CNN Indonesia --

Kasnawati menjerit. Toko Berkah Saudara miliknya yang menjual perlengkapan sekolah di Lantai 2 Blok C Pasar Minggu penjualannya turun drastis. 

Padahal, Juni seperti sekarang ini atau jelang pergantian tahun ajaran baru, bisnis perlengkapan sekolah seperti yang ia kelola biasanya banyak diburu.

Ditemui CNNIndonesia.com pada pertengahan Juni lalu, ia mengaku belum kedatangan pembeli barang satu pun. Padahal kalau dilihat, lokasi tokonya cukup strategis dibanding yang lainnya. 


"Anjloknya parah, sampai 90 persen. Mau masuk sekolah enggak ada yang ke sini. Mungkin takut (Covid-19) kali, ya" ujar Kasnawati di tokonya pekan lalu (14/6).

Untuk menghibur kesepiannya dalam menunggu toko, Kasanawati mengajak cucunya yang masih balita menemani berjualan. Ia tak merasa kerepotan meski si kecil suka merengek dan minta ini-itu.

"Daripada di rumah enggak ngapa-ngapain, mendingan ke sini bantuin jaga, yang datang juga sepi" tuturnya.

Tak hanya Kasnawati. Jeritan juga terdengar dari kawasan Pasar Tanah Abang.

Jeritan terdengar menjelang Lebaran 2020 lalu. Maklum, di tengah rezeki di depan mata, kemunculan virus corona merusak semua.

[Gambas:Video CNN]

Virus yang makin menyebar luas di dalam negeri telah memaksa pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak pada penutupan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin beberapa waktu lalu memperkirakan perputaran uang Rp200 miliar per hari di Pasar Tanah Abang hilang akibat kebijakan itu. Dampaknya, sudah bisa ditebak sektor perdagangan yang selama ini berkontribusi  16 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ibu Kota tertekan hebat.

Tekanan sudah bisa dilihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta. Sepanjang kuartal I 2020, mereka mencatat perdagangan di ibu kota hanya tumbuh 2,02 persen (year on year/yoy). Sementara dibandingkan kuartal terakhir 2019, sektor ini menyusut 4,63 persen.

Sementara untuk ekonomi, Jakarta hanya tumbuh 5,06 persen pada periode tersebut. Kalau dilihat, pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah sepanjang 10 tahun terakhir.

Selain karena sektor perdagangan, perlambatan ini terjadi karena pertumbuhan pada lapangan usaha utama seperti Konstruksi dan Jasa Perusahaan serta Industri Pengolahan terkontraksi cukup dalam.

Lantas bagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi Jakarta di tahun ini?

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan walau tertekan hebat perekonomian Jakarta belum akan jatuh ke dalam resesi tahun ini. Meski demikian, ia mengatakan kondisi itu akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Maklum, kontribusi Jakarta bagi ekonomi nasional merupakan yang tertinggi dibandingkan daerah lain.

"Pertumbuhan ekonomi Jakarta berkontribusi 18,1 persen terhadap perekonomian nasional, dan itu artinya perlambatan di Jakarta bisa membuat Indonesia resesi jika provinsi lain mengalami hal serupa," tuturnya saat dihubungi, Minggu (21/6).

Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tercatat di angka 5,89 persen ditopang oleh sektor perdagangan, industri, konstruksi, jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan, hingga informasi dan komunikasi dengan kontribusi mencapai 68 persen terhadap PDRB.

Sementara dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun 2019 ditopang komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT), Impor, Ekspor, serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (investasi).

Fithra melihat ada secercah harapan. Pelonggaran PSBB yang mulai dilakukan Pemerintah Daerah Jakarta dengan mengizinkan beberapa perkantoran dan tempat usaha pada awal Juni ini diyakininya bisa mendorong pemulihan konsumsi masyarakat.

Pasalnya, kebijakan itu ia yakini bisa membuat pendapatan masyarakat yang tadinya tergerus mulai membaik. Namun, ia mengingatkan harapan itu bisa saja kandas bila pelonggaran itu ternyata meningkatkan kembali kasus corona.

Pasalnya, peningkatan kasus pasti akan membuat pemerintah memberlakukan kebijakan PSBB lagi. Kalau itu benar dilakukan, pasti konsumsi masyarakat akan tertekan lagi.

Sementara dari sisi pengeluaran, dia berharap Pemprov DKI sanggup mengalokasikan bantuan sosial dalam enam bulan ke depan si tengah anjloknya penerimaan daerah (PAD) untuk menjaga konsumsi rumah tangga.

"Pertumbuhannya mungkin akan berada di kisaran 2 persen, tapi itu kembali lagi tergantung seperti apa perkembangan kasus Covid-19. Kalau kembali meningkat angkanya dan kembali diperketat, bisa jadi tumbuh mendekati nol persen," terang Fithra.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian DKI Jakarta Sri Haryati memprediksi walau ada secercah harapan, ekonomi Jakarta kuartal II diyakini akan lebih rendah dibandingkan kuartal I. PSBB yang berlaku sejak 10 April 2020 membuat aktivitas perdagangan nyaris lumpuh sehingga menekan ekonomi.

Namun, ia belum dapat menyebutkan berapa persen pertumbuhan ekonomi kuartal II hingga akhir tahun. Yang jelas katanya, jika mengacu pada prediksi dari Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Ibu Kota pada 2020 ini hanya akan mentok di kisaran 2,8-3,2 persen atau terendah dalam satu dekade terakhir.

Agar prediksi itu tidak terjadi, pemprov telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya, menggelontorkan bantuan pendanaan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Menurut Sri, sekitar 93,4 persen pelaku usaha perdagangan di DKI Jakarta adalah sektor mikro kecil. Sementara sisanya merupakan sektor menengah besar.

Untuk itu, kata dia, di masa pemulihan ekonomi Pemprov akan memprioritaskan UMKM dengan memberikan akses terhadap permodalan, akses terhadap pasar serta memprioritaskan belanja barang pemerintah ke sektor tersebut.

Pemprov juga mengajak masyarakat dan negara perusahaan swasta berkolaborasi dengan memberikan langsung bantuan baik dalam bentuk permodalan dan lain-lain ke UMKM yang dianggap layak dan telah terdata.

"Data mereka kami akan masukkan ke dalam peta spasial, jenis dan bentuk usahanya juga dijelaskan. Semua tertera dalam situs Covid-19 DKI. Di sana nanti para kolaborator yang ada bisa masuk, dan yang paling banyak udah kami data itu fintech, karena mereka butuh cari UMKM yang memenuhi syarat dan layak dibantu," terangnya.

Sementara dari sisi pengeluaran, Pemprov memastikan bakal tetap menjaga konsumsi rumah tangga dengan tidak mengubah alokasi belanja bantuan sosial, mulai dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus hingga Kartu Pekerja Jakarta (KPJ).

Pemprov juga bakal mendorong pertumbuhan investasi untuk menggenjot pembentukan modal tetap bruto (PMTB) regional yang punya efek pengganda cukup besar bagi perekonomian.

"Dari sisi investasi harus jalan, investasi kaitannya ada pada pajak, beberapa akan segera kami relaksasi. Kemudian kemudahan dalam hal perizinan dengan mensimplifikasi izinnya. Memang investasi porsinya kecil dari sisi pengeluaran, tapi multiplier effect-nya akan besar dan itu yang kita butuhkan untuk pemulihan," tandas Sri.

(agt)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2V6ypRc

June 22, 2020 at 08:11AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jerit Kasnawati, Corona dan Hantu Resesi di HUT DKI ke-493"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.