
Khadirin mengaku sampai berupaya tidur lebih awal pada Minggu (7/6) malam demi mengais rejeki sejak Senin pagi. Namun sejak subuh mencari rejeki, semangatnya langsung ambyar. Sebab tak banyak calon penumpang yang mampir ke aplikasi ojol di gawainya.
"Tadi malam saya sampai buru-buru tidur, bayangannya besok akan narik banyak penumpang. Tapi ini sejak jam 5 [subuh] baru dapat dua penumpang, semangat langsung luntur deh," ujar Khadirin berbincang di atas motor dengan CNNIndonesia.com, Senin (8/6) pagi.
Antusiasnya memang menurun, namun ia mengaku tak mau menyerah. Hari ini Khadirin berencana untuk mengarungi aspal jalanan ibu kota dan memutuskan untuk pulang menjelang malam.
Khadirin merupakan perantau asal Purbalingga, Jawa Tengah sejak 2007 silam. Ia sempat bekerja di salah satu toko optik di Jakarta. Hingga kemudian pertengahan tahun lalu, Khadirin memutuskan untuk mengangsur sepeda motor bekal menjadi pengemudi ojol.
"Saya dapat penangguhan bayar [cicilan motor] dua bulan ini, setelah bayar biaya admin Rp150 ribu," kata dia.
Khadirin mengisahkan bahwa pendapatan dirinya sebagai ojol sebelum pandemi virus corona (Covid-19) terjadi bisa dibilang sangat cukup. Ia rutin meraup rata-rata sekitar Rp300 ribu per hari.Namun, usai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan larangan ojol mengangkut penumpang di masa PSBB, pendapatannya langsung terjun bebas.
Selama hampir 3 bulan terakhir, pendapatan Khadirin tidak sampai Rp100 ribu. Demi dapur tetap mengepul, mau tak mau Khadirin dari yang rutin mengangkut orang, beralih menjadi pengantar makanan melalui aplikasi ojolnya. Pasalnya, selama PSBB tersebut Pemprov DKI melarang ojol mengangkut penumpang.
Namun tetap saja itu tak mengubah keadaan. Setiap harinya ia hanya mendapat sekitar Rp9 ribu, saking sepinya orang yang memesan makanan via aplikasi ojol.
"Jadi karena saya tidak ngangkut penumpang, orderan makanan yang masuk di aplikasi juga menurun, sepi banget," tuturnya.
Kini dengan kebijakan pembukaan kembali perkantoran di masa PSBB transisi pada hari ini, Khadirin berharap aplikasinya ramai notifikasi calon penumpang, khususnya menjelang jam istirahat siang maupun saat jam pulang kerja. Apalagi, ini pun menjadi hari pertama pengemudi ojol bisa membawa penumpang meskipun dengan syarat protokol kesehatan pencegahan Covid-19.Sampai di tempat tujuan, Khadirin memberikan botol handsanitizer kepada penumpangnya. Ia juga melepas sarung tangannya dan mengoleskan cairan handsanitizer di jarinya. Meski ia membawa satu helm untuk penumpang, namun Khadirin menyarankan penumpang membawa helm pribadi.
"Saya belum dapat notifikasi protokol kesehatan dari ojol saya, secara resmi ya belum. Ini dapat dari [pengembang aplikasi ojol] sebelah dan teman-teman," kata Khadirin.
Khadirin kali ini mengaku tak berharap banyak kepada pemerintah terkait keberlangsungan Ojol. Khadirin cukup memaklumi situasi yang terjadi saat ini. Pemerintah kembali mengizinkan ojol beroperasi saja ia cukup bersyukur.
Namun, Khadirin juga cukup was-was terhadap kebijakan-kebijakan baru pemerintah terkait ojol. Ia takut kebijakan itu membuatnya tidak bisa melunasi cicilan motor, membayar kontrakannya di kawasan Jakarta Selatan serta tak mampu memberikan penghidupan layak bagi istri.
"Saya tidak takut coronanya ya, saya lebih takut tidak bisa menafkahi istri," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies pada Kamis (4/6) lalu menyebut ojol dapat mulai beroperasi dalam masa PSBB transisi.Kendati demikian, ojol tetap tidak boleh mengangkut penumpang di wilayah penerapan pengendalian ketat berskala lokal di DKI Jakarta selama PSBB transisi berlaku.
Aturan itu tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan No. 105 tahun 2020 tentang Pengendalian Sektor Transportasi untuk Pencegahan Covid-19 Pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif. (kha/osc)
https://ift.tt/378BcxS
June 08, 2020 at 10:06AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ojol di Hari Pertama Kerja PSBB, Senang Sekaligus Ambyar"
Posting Komentar