Ia juga menyampaikan IPO subholding hulu, yang operasionalnya berada di bawah Pertamina Hulu Energi (PHE), itu mempertimbangkan besarnya kebutuhan pendanaan dalam pengembangan potensi bisnis.
Salah satunya, Blok Rokan yang diserahkan pengelolaannya kepada Pertamina usai masa kontrak Chevron Pacific Indonesia rampung pada 2021. "Untuk Rokan ketika ditetapkan sebagai pemenang (lelang), Pertamina harus berpartner. Jadi Pertamina harus melepas sebagian PI (participating interest). Kami kan lakukan itu," ujar Nicke dalam diskusi virtual, Senin (15/6).
Dengan melakukan IPO, lanjut Nicke, PHE juga dapat mengembangkan banyak aset di hulu yang membutuhkan biaya besar. Pertamina sendiri menargetkan agar ke depannya 60 persen investasi bisa difokuskan untuk pengembangan sektor hulu. "Investasi di Pertamina untuk hulu karena tren migas cenderung menurun, jadi kami akan banyak melakukan akuisisi hulu," imbuhnya.
Selain itu, Nicke menyebut pembentukan subholding hulu juga bertujuan untuk memangkas hambatan perusahaan dalam melakukan kegiatan eksplorasi oleh anak usaha.
Sebab selama ini keterlambatan eksplorasi dikarenakan banyaknya anak usaha hulu tidak saling bersinergi. "Sehingga nanti resources bisa disinergikan, dan peralatan tidak lagi sendiri-sendiri," pungkasnya.
(hrf/agt)
https://ift.tt/2Y7I8IZ
June 16, 2020 at 09:15AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertamina Targetkan Subholding Segera Melantai di Bursa"
Posting Komentar