Ia kayuh sepeda perlahan, menikmati suasana di luar rumah yang lama tak ia jumpai. Sesampainya di Stasiun Pasar Minggu, ia parkirkan sepedanya itu, lalu ikut mengantre.
Aditya dan penumpang lainnya wajib mengenakan masker saat masuk ke stasiun. Mereka juga wajib melewati pemeriksaan suhu yang dilakukan oleh petugas stasiun.
Namun saat mengantre, Aditya dibuat heran. Ada satu penumpang yang terlihat tidak sehat, tetap diloloskan masuk bersama penumpang lainnya.
"Tadi ada yang kelihatannya sakit, tapi boleh masuk saja. Kok seperti sense of crisisnya enggak ada, was-was juga," kata Aditya saat ditemui CNNIndonesia.com sebelum naik KRL di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Senin (8/6).
Aditya mengaku saat ini melakukan persiapan lebih untuk mencegah penularan. Dia bahkan membawa baju dan masker cadangan. Sesampainya di tempatnya bekerja di Kompleks Parlemen di kawasan Senayan, Aditya mengganti seluruh pakaian guna memastikan kebersihan diri.
Meski sudah mempersiapkan diri, Aditya bilang tetap khawatir selama di dalam KRL. Sebab mau tidak mau ia harus berdesakan dengan penumpang lainnya.
"Memang kalau kita lihat di gerbong kan bangkunya sudah dibuat sedemikian rupa buat berjarak. Masalahnya saat penumpukan penumpang berdiri, kan sulit juga physical distancing, cemas juga," tuturnya.
Penumpang lainnya, Novi, juga mengaku khawatir saat menaiki KRL Commuter Line. Setiap hari, Novi berangkat dari Tebet menuju kantornya di Gondangdia menggunakan KRL jurusan Jakarta Kota.
![]() KRL jurusan Bogor-Jakarta Kota dipadati penumpang pada hari pertama pembukaan aktivitas perkantoran oleh Pemprov DKI Jakarta, Senin (8/6).. (CNN Indonesia/ Dhio Faiz) |
Pegawai swasta itu bilang setiap hari penumpang KRL semakin bertambah. Terlebih lagi hari ini saat perkantoran mulai dibuka kembali.
"Pas awal PSBB memang sepi banget, satu gerbong paling 4-5 orang, tapi pascalebaran penumpang mulai padet lagi. Jadi enggak mungkin physical atau social distancing," tutur Novi kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/6).
CNNIndonesia.com sempat menjajal menumpang KRL Commuter Line tujuan Jakarta Kota dari Stasiun Depok. Jumlah penumpang memang tak seramai biasanya, tapi jumlahnya juga tak bisa dibilang sedikit.
Saat memasuki rangkaian kereta, gerbong sudah terisi penuh. Penumpang menempel satu sama lain.
Pengelola kereta memang telah membuat tanda merah di lantai gerbong untuk memandu penjagaan jarak. Kursi panjang juga dibatasi maksimal 4 orang, sedangkan kursi prioritas hanya 2 orang. Namun banyaknya penumpang membuat aturan itu tak bisa diterapkan secara ideal.
Sebelumnya VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba meminta agar para pengguna untuk semakin disiplin mengikuti aturan physical distancing, meski jam operasional sudah diperpanjang. Pengguna juga tidak perlu memaksakan diri naik ke dalam KRL yang telah penuh, karena jam operasional yang diperpanjang dan frekuensi kereta yang terjaga.
"Pada awal masa PSBB transisi ini jumlah pengguna di dalam KRL juga masih mengacu pada aturan sebelumnya yaitu 35% dari kapasitas pengguna. PT KCI selanjutnya akan mengikuti aturan terbaru dari pemerintah terkait kapasitas pengguna ini," ujarnya.
Hari ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai membuka aktivitas perkantoran. Transportasi publik juga diizinkan beroperasi penuh meski harus menerapkan protokol kesehatan ketat seperti hanya membawa penumpang 50 persen dari kapasitas. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku pengelola KRL juga sudah menambah jam operasional KRL di masa PSBB Transisi ini.
(dhf/sur)
https://ift.tt/30kFOzI
June 08, 2020 at 09:13AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Was-was Penumpang KRL di Hari Pertama Bekerja"
Posting Komentar