Agrippina Prima, salah satu terdakwa dalam kasus match fixing yang baru saja dijatuhi sanksi BWF menegaskan bahwa ia menolak match fixing.
Agrippina jadi salah satu pemain badminton Indonesia yang dijatuhi hukuman oleh BWF lantaran terkait match fixing. Lewat akun youtube miliknya, Agrippina membantah telah melakukan match fixing.
Agrippina mengakui mengenal Hendra Tandjaya (HT) yang juga merupakan salah satu terdakwa kasus ini. Ia mengenal HT di Vietnam Open 2017.
"Saya pertama bertemu HT di Vietnam Open 2017, bertemu di GOR pertandingan. Saya tidak kenal dia. Setelah main di babak pertama, kemudian dia basa-basi lalu meminta nomor saya. Langsung saya kasih karena sepertinya dia kenal sama saya," ucap Agrippina yang mengaku berpikiran positif terhadap orang yang baru dikenal.
Agrippina kemudian menyebut di malam hari, Hendra menghubungi dirinya.
PBSI mengutuk keras perilaku match fixing yang dilakukan atlet Indonesia. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)
|
"Malamnya dia chat saya. Dia menawarkan,'Besok lu ketemu ini, mau tidak mengalah?' Alhamdulillahnya masih bisa saya tolak."
"Yaiyalah kan saya kerja di bulutangkis, masa saya langgar aturan bulutangkis. Saya mau cari duit dimana?" tutur Agrippina.
Setelah momen itu, menurut Agrippina, Hendra tertangkap oleh BWF. Barang-barang milik Hendra digeledah, termasuk handphone dan dari situ terdapat chat Hendra dengan Agrippina, sehingga Agrippina terlibat dalam kasus ini.
"Jadi pas digeledah BWF, ternyata di HPnya ada chat HT soal ajakan match fixing. Tetapi saya sudah konfirmasi ke BWF bahwa saya menolak match fixing, BWF juga sudah jelas bahwa saya menolak. Saya menolak match fixing," ujar Agrippina.
Lama setelah momen tersebut, Agrippina kemudian dihubungi oleh pihak PBSI dan menyatakan bahwa ada perwakilan BWF yang ingin bertemu di Jakarta.
"Saya langsung datang karena merasa tidak ada apa-apa. Saya langsung diinterogasi BWF, ditanya soal hubungan dengan HT. Lalu saya jelaskan bahwa saya baru kenal, saya diajak match fixing tetapi saya tolak."
"Pokoknya saya diinterogasi banyak, sekitar dua jam. Saya berpikir saya sudah kooperatif dengan BWF dan semua aman," tutur Agrippina.
Atas dasar hal itu, Agrippina mengaku terkejut ketika berita beredar dan namanya terkait di dalamnya.
"Kenapa terlibat di berita tersebut? Menurut BWF, bukan bagian dari match fixingnya, tetapi kesalahan saya adalah tidak melaporkan orang itu [HT] mengajak match fixing."
"Kesalahan saya, tidak melaporkan. Bagaimana melaporkan ya? Dia mengajak match fixing, saya tidak mau. Saya pikir hanya cukup sampai di situ saja, tak bakal sebesar ini," ujar Agrippina.
Delapan atlet Indonesia yang dijatuhkan hukuman oleh BWF karena terkait match fixing adalah Hendra Tandjaya (ganda putra, ganda campuran), Ivandi Danang (ganda putra, ganda campuran), Androw Yunanto (tunggal putra, ganda putra), Sekartaji Putri (tunggal putri, ganda campuran), Mia Mawarti (tunggal putri), Fadila Afni (tunggal putri, ganda putri), Aditiya Dwiantoro (ganda putra), dan Agriprinna Prima Rahmanto Putra (tunggal putra, ganda putra, ganda campuran).
(ptr)https://ift.tt/3nmpC92
January 09, 2021 at 06:55AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengakuan Terdakwa: Saya Menolak Match Fixing Badminton"
Posting Komentar