Pasalnya, hanya posisi Liverpool yang paling dekat dengan 'garis finis' dibandingkan para calon juara di liga-liga lainnya.
Jarak antara skuat arahan Jurgen Klopp di posisi puncak dengan peringkat kedua, Manchester City, sampai 25 poin. Selisih itu yang terbesar di antara lima besar liga-liga di Eropa.
Tak ada klub di lima liga top Eropa yang menyamakan Liverpool dalam hal keunggulan selisih poin di puncak klasemen musim ini. Paris Saint Germain (PSG) saja yang masih bertabur bintang, hanya berjarak 12 poin dari posisi kedua, Olympique Marseille. Di Liga Jerman, Bayern Munchen di posisi teratas hanya berjarak empat poin dari Borussia Dortmund di peringkat kedua.
Begitu pula di Liga Spanyol, selisihnya lebih tipis. Barcelona yang berada di posisi puncak hanya selisih dua poin dari Real Madrid. Di Italia bahkan hanya berjarak satu poin antara Juventus dengan Lazio di posisi kedua.
Sebelumnya wacana penghentian liga-liga di Eropa kembali mencuat. Gagasan tersebut kali ini dilontarkan Ketua Medis FIFA, Michel D'Hooghe.
Liverpool saat menghadapi Leicester City di Liga Inggris. (AP Photo/Jon Super)
|
D'Hooghe telah mengetahui rencana di beberapa negara untuk melanjutkan kompetisi musim ini. Dengan demikian, kompetisi akan berlanjut di tengah pandemi virus corona.
Kompetisi papan atas Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman berencana untuk melanjutkan persaingan musim ini. Beberapa tim di Jerman dan Inggris bahkan sudah kembali menjalani latihan dengan mengikuti instruksi social distancing.
Dia meminta para operator liga di setiap negara lebih mengutamakan keselamatan daripada pertimbangan ekonomi semata."Saya akan merasa gembira, dengan cara yang mudah, memulai musim berikutnya dan tidak menggelar apapun sebelum awal musim baru," ujar D'Hooghe seperti dikutip dari The World Game.
"Jika mereka bisa memulai musim 2020/2021 pada akhir Agustus atau awal September saya akan senang. Mereka bisa menghindari serangan kedua virus [covid-19], yang bukan tidak mungkin terjadi. Semua orang harus sangat berhati-hati untuk saat ini."
Untuk itu, D'Hooghe menyarankan agar semua liga terutama di Eropa membatalkan kompetisi mereka karena situasi darurat. Dia juga mengusulkan agar kompetisi baru bisa dimulai setidaknya pada September.
Jarak Liverpool dengan Manchester City di peringkat kedua yaitu 25 poin. (AP Photo/Jon Super)
|
Pasalnya, mereka sedikit lagi merengkuh gelar juara Liga Inggris. Jika melihat jarak poin antara The Reds dengan Man City, Liverpool hanya butuh dua kemenangan lagi untuk meraih juara.
Seandainya tak ada pandemi covid-19, Jordan Henderson dkk mungkin sudah meraih gelar juara pada 22 Maret. Itu jika mereka sukses mengalahkan Everton dan Crystal Palace.The Reds jadi klub yang paling dominan di antara penguasa di lima liga top eropa lainnya musim ini. Ketika klub-klub besar sempat kesulitan, Liverpool langsung tancap gas di awal-awal musim ini.
Saat klub-klub besar mengalami grafik naik-turun, The Reds yang paling konsisten di pertengahan musim. Man City yang berstatus juara Liga Inggris dua kali beruntun pun dibuat kepayahan mengejar Liverpool di posisi terdepan.
Klub-klub macam Chelsea dan Manchester United bahkan seolah jadi seperti klub semenjana di hadapan The Reds.
Dalam aspek permainan, tentu tak ada yang bisa membendung langkah trengginas The Reds untuk menjadi juara musim ini.
Namun, bencana pandemi virus corona membuat semua berubah 180 derajat. Semua terhenti hanya karena 'makhluk tak kasat mata' tersebut.
Tentu saja penghentian kompetisi tanpa penentuan juara terasa tidak adil terutama bagi The Reds.
Ikuti Liga Belgia
Khusus untuk Liga Inggris, bisa saja mereka mengikuti langkah seperti di Liga Belgia. Kompetisi di sana dihentikan dengan menetapkan pemuncak klasemen sementara, Clube Brugge, sebagai juara.
Disepakati pula tidak ada sistem degradasi di level utama. Sebaliknya, dua tim teratas di kasta kedua secara otomatis promosi ke divisi utama. Dengan keputusan itu, kompetisi kasta teratas Liga Belgia akan bertambah dari 16 menjadi 18 tim untuk musim depan.
Club Brugge jadi klub pertama yang juara di tengah pandemi virus corona. (Foto: AP Photo/Manu Fernandez)
|
Jika Liga Inggris mengikuti jejak Liga Belgia, tak ada tim degradasi dan hanya ada tiga tim promosi. Itu jika pilihannya menetapkan Liverpool sebagai pemuncak klasemen sementara menjadi juara.
Keputusan ini jadi solusi yang menguntungkan bagi lebih banyak klub. Namun tetap ada konsekuensinya. Jumlah kontestan bertambah banyak dari 20 menjadi 23 tim musim depan.
Kompetisi pun akan bertambah padat dan jadi semakin tak masuk akal untuk dijalankan. Sebelumnya saja, klub-klub amat kesulitan menjalankan kompetisi dengan 20 tim karena jadwal padat di turnamen-turnamen domestik lainnya.Solusinya tentu ada pada Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) untuk membuat keputusan tepat. Misalnya dengan menjadikan kompetisi musim depan sebagai musim transisi dengan tambahan menjadi 23 tim dan enam tim degradasi.
Untuk mengurangi kepadatan jadwal pertandingan, satu turnamen seperti Piala Liga atau Piala FA bisa dibekukan untuk sementara pada musim depan. (jal)
https://ift.tt/3bU65ry
April 30, 2020 at 08:40AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tak Adil jika Liverpool Gagal Juara karena Liga Bubar"
Posting Komentar