Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melaporkan mayoritas tenaga kesehatan (nakes) di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan sedang mengalami beban mental yang dipicu situasi lonjakan drastis Covid-19 tahun ini.
"Tiga faktor penyebabnya, lonjakan kasus, kurangnya nakes karena terkonfirmasi positif Covid-19, dan fasilitas layanan yang memang tidak segera terpenuhi untuk melakukan pelayanan," kata Ketua PPNI Harif Fadilah dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/7) seperti dikutip dari Antara.
Harif melaporkan sekitar 15 ribu nakes telah terkonfirmasi positif Covid-19 di berbagai rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta.
"Jawa Timur itu tingkat kematiannya tinggi, hampir 140 nakes dari 373. Di bulan Juli sudah 22 orang tenaga kesehatan meninggal dari tanggal 1 sampai 9 Juli," katanya.
Harif mengatakan, laporan berbagai rumah sakit swasta terdapat lebih dari 25 persen perawat mereka terkonfirmasi positif Covid-19.
Pihaknya menilai kondisi itu dipengaruhi lonjakan kasus Covid-19 sejak Mei 2021, di mana makin tinggi peningkatan kebutuhan masyarakat pada fasilitas pelayanan kesehatan.
"Di satu sisi nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga mereka harus mengurangi jumlah tenaga yang bertugas. Mereka yang sekarang bertugas dengan tenaga apa adanya dan tingginya jumlah kasus bisa dibayangkan beban yang teman-teman kami tanggung," katanya.
Harif memperoleh laporan dari fakultas kedokteran bahwa 84 persen nakes di Indonesia mendapatkan beban mental yang terjadi sebelum lonjakan kasus Covid-19 terjadi. "Setelah lonjakan kasus, Saya kira 90 persen ini pasti akan lebih banyak," katanya.
Menurut Harif, variasi terhadap tekanan naskes bukan hanya dimarah-marahi, ditekan-tekan, atau menerima tindakan kasar. Dalam sepekan terakhir, PPNI sudah menerima laporan tiga kasus pemukulan pada perawat dua di antaranya kasus karena kurangnya oksigen.
"Selain beban tekanan, juga beban mental yang ditanggung dari rasa empati nakes melihat pasien yang antre, tidak dapat tempat, pasien di tenda-tenda, itu menambah tekanan psikologis. Kita ingin menolong, tetapi tidak punya kekuatan untuk itu," katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Koalisi Warga Lapor Covid-19 mencatat sebanyak 89 nakes meninggal akibat Covid-19 dalam kurun waktu sembilan hari pada periode 1-9 Juli 2021.
Secara keseluruhan, per 9 Juli pukul 14.00 WIB sebanyak 1.183 nakes dinyatakan meninggal dunia.
"Pada sembilan hari pertama bulan Juli 2021 (14.00 WIB), Lapor Covid-19 mencatat setidaknya 86 tenaga kesehatan yang berpulang akibat Covid-19," dikutip dari siaran pers Lapor Covid-19, Jumat (9/7).
Sementara itu, Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia Adib Khumaidi menyampaikan dokter yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 35. Jika diakumulasikan maka terdapat terdapat 458 dokter yang meninggal akibat Covid-19.
Ia menyebut kenaikan kematian dokter di bulan Juli meningkat 7 kali lipat di dibandingkan bulan Mei 2021.
Kematian pada bidan juga terbilang tinggi. Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi mengatakan total bidan meninggal 208 orang. Ia mencatat per 8 Juli 2021 sebanyak 39 dinyatakan meninggal dunia.
(Antara/kid)https://ift.tt/3hS0ohV
July 10, 2021 at 12:55AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Persatuan Perawat: Tingkat Kematian Nakes di Jatim Hampir 140"
Posting Komentar