Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing memperkirakan sindiran akan dilontarkan kedua kandidat secara halus. Mengingat Ma'ruf akan memosisikan diri sebagai tokoh agama, sedangkan Sandi sebagai murid yang santun.
"Saya pikir itu akan keluar, tetapi akan memainkan dengan high context (konteks tinggi). Jadi tidak langsung menohok, tapi pilihan-pilihan kata, simbol-simbol yang akan keluar sangat mendalam," kata Emrus kepada CNNIndonesia.com, Jumat (15/3).
Gaya sindiran halus memang kerap diperagakan Ma'ruf dan Sandi. Misalnya pernyataan Ma'ruf saat menanggapi beberapa tokoh agama yang berorasi keras di mimbar dakwah dan aksi unjuk rasa.
Begitu pula Sandi saat menanggapi wacana presiden harus cuti kampanye. Sandi mencibir Jokowi dengan memaparkan alasannya mundur dari jabatan Wagub DKI: tak ingin menggunakan fasilitas negara untuk kampanye.
"Sandi bukan tokoh yang grasak-grusuk, tenang tapi akan menggunakan istilah yang membuat kita tersentak. Demikan juga Ma'ruf Amin akan bergaya tausiyah, menyindir tapi jemaah tetap akan tersenyum," ucap dia.
![]() |
Namun keduanya akan menggunakan gaya pemaparan berbeda, menunjukkan latar belakang masing-masing.
"Perbedaan mereka, Ma'ruf Amin cenderung pendekatan filosofis, religius, agamis, dan humanis. Sementara Sandi akan menitikberatkan rasionalitas, akan membahas isu dari sudur kuantitatif," tutur dia.
Debat Cawapres Kedua digelar Minggu (17/3) di Hotel Sultan, Jakarta. Jaringan Transmedia, CNN Indonesia TV, Trans TV, dan Trans 7 akan menyiarkan langsung debat ini.
https://ift.tt/2XXL60x
March 17, 2019 at 11:52PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Debat Sandi-Ma'ruf dan Sindiran Tingkat Tinggi"
Posting Komentar