1. PBB Tak Sepakat Rohingya Dikirim ke Pulau Bangladesh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan masih tidak setuju dengan rencana pemerintah Bangladesh memindahkan sekitar 100 ribu etnis Rohingya ke Pulau Bhashan Char. Penyebabnya adalah PBB menganggap lokasi penampungan itu tidak layak karena penuh lumpur dan kerap terendam banjir rob jika air laut sedang pasang, serta kerap diterjang badai.
Badan PBB untuk pengungsi, UNHCR, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dan Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan dalam rapat pulau itu terisolasi dan mudah diterpa banjir. Mereka meminta sejumlah persyaratan untuk dipenuhi terlebih dulu, seperti tersedianya pelayaran berkala dari pulau yang terletak di Teluk Bengala ke pelabuhan Bangladesh yang terdekat.
"Demi keamanan dan keberlangsungan kehidupan di Bhashan Char, PBB menginginkan hendaknya proses itu dilakukan secara sukarela dan melalui pendampingan teknis," kata Juru Bicara UNHCR, Louise Donovan.
Sedangkan menurut kelompok aktivis Fortify Rights, mereka sudah mewawancarai 14 orang Rohingya pada November lalu di tidak penampungan. Menurut mereka hasilnya tidak ada satu pun yang mau pindah atau dihubungi aparat Bangladesh soal rencana relokasi.
2. El Salvador Usir Diplomat Venezuela
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, memutuskan mengusir seluruh rombongan diplomat Venezuela dari negaranya sebagai bentuk protes terhadap rezim Presiden Nicolas Maduro. Sikap itu langsung dibalas Venezuela dengan menetapkan seluruh delegasi diplomatik El Salvador dengan status personan non grata (orang yang tidak diinginkan).
"Saya memerintahkan korps diplomatik rezim Nicolas Maduro untuk meninggalkan negara ini dalam 48 jam," demikian isi pernyataan yang diunggah Bukele melalui akun Twitternya, seperti dikutip AFP, Senin (4/11).
El Salvador memutuskan menentang rezim Maduro, dan mendukung pemimpin oposisi, Juan Guaido. Guaido menyatakan diri sebagai presiden interim Venezuela.
Bukele memilih mendekat kepada Amerika Serikat, yang dianggap musuh oleh Maduro.
3. Polusi Udara di New Delhi Masih Mengkhawatirkan
Kondisi udara di Kota New Delhi, India, pada awal pekan ini masih berbahaya akibat polusi dan tingginya konsentrasi zat pencemar. Bahkan kabut asap pekat masih menyelimuti kota itu dan membuat para penduduk mengalami iritasi pada mata.
Seluruh sekolah di kota itu masih ditutup sejak pekan lalu. Pemerintah juga sudah melarang aktivitas pembangunan dan membatasi kendaraan bermotor.
Pemerintah setempat bahkan sampai membawa alat penjernih udara yang ditempatkan di situs Taj Mahal yang terletak sekitar 250 kilometer di selatan New Delhi. Mereka khawatir polusi bisa merusak situs bersejarah itu. (ayp/ayp)
https://ift.tt/2oLaycH
November 05, 2019 at 02:23PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "El Salvador Usir Diplomat Venezuela Hingga Polusi Udara India"
Posting Komentar