Menristek Luruskan Soal Pemerintah Impor Ventilator Corona

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) menekankan aktivitas impor alat kesehatan termasuk ventilator untuk penanganan pasien Covid-19 dari luar negeri sebelum ada inisiatif untuk memproduksi di dalam negeri.

Menristek merangkap Ketua BRIN, Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) yang diinisiasi Kemenristek / BRIN telah mengakselerasi pengembangan produk alat kesehatan, mulai dari alat tes rapid, tes PCR hingga ventilator.

"Impor dilakukan sebelum ada upaya domestik membuat ventilator yang diinisiasi Kemenristek / BRIN," kata Bambang saat dihubungi CNNIndonesia, Selasa (23/6).


TFRIC-19 yang dipimpin BPPT terdiri dari 11 institusi pemerintah, 18 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta , 11 asosiasi profesi atau komunitas, 3 rumah sakit, 2 industri lokal dan 6 usaha rintisan.


Bambang juga mengatakan sebetulnya kemampuan peneliti dan perekayasa Tanah Air sudah sangat mumpuni tetapi masalahnya adalah mereka tidak diminta untuk membuat inovasi terkait riset dan teknologi.

Melalui TFRIC-19 ini, peneliti dan perekayasa diajak untuk membuat inovasi terkait riset dan teknologi, dalam hal ini untuk penanganan Covid-19.

"Inisiatif lokal sebelumnya tidak muncul karena kebiasaan untuk selalu impor tanpa memberi kesempatan kepada inovator dan produsen dalam negeri," kata Bambang.

Dihubungi terpisah, Staf Khusus Menristek/ Kepala BRIN, Ekoputro Adiyajanto mengatakan beberapa alat kesehatan besutan TFRIC-19 sudah siap diproduksi massal.

Pertama adalah alat PCR, saat ini TFRIC-19 telah berhasil diproduksi sebanyak 50 ribu unit. Rencananya, alat test PCR ini telah akan diproduksi sebanyak 100 ribu unit pada akhir Mei 2020.

Kedua adalah alat tes Rapid. Pada Mei, sebanyak 10 ribu untuk validasi lapangan di RS di Yogyakarta, Semarang, Solo dan Surabaya.

Pada Juni sekitar 40 ribu alat tes terdistribusi ke rumah sakit. Periode Juli sampai Agustus sekitar 100 ribu hingga 500 ribut alat tes.

Saat ini, TFRIC-19 disebut telah memulai produksi ventilator. Diperkirakan kebutuhan ventilator di Indonesia pada saat puncak pandemi akan lebih dari 70 ribu unit.

Padahal, sementara ini jumlah ventilator yang tersedia di rumah sakit di seluruh Indonesia diperkirakan tidak sampai 7.000 unit.

"Sudah mulai diproduksi dan distribusi, kapasitas harian bervariasi, per bulan dari berbagai pabrikan bisa mencapai sekitar 200 sampai dengan 500 ventilator," kata Ekoputro.

Ekoputro menekankan kerangka Triple Helix agar riset dan inovasi di satu negara bisa tumbuh subur apabila ada sinergi dan penyatuan tiga kalangan yang terdiri dari kalangan akademik, bisnis atau pengusaha, dan pemerintah.

Ekoputro menjelaskan perguruan tinggi sebagai kawan candradimuka para peneliti dapat melakukan penelitian tepat guna yg bermanfaat bila ada "permintaan" dunia usaha.

Contohnya dengan adanya Covid-19, permintaan ventilator sangat tinggi. Dalam tempo sangat singkat perguruan tinggi seperti ITB, UI, UGM dan juga lembaga penelitian BPPT serta LIPI dapat menghasilkan riset dan inovasi untuk ventilator.

"Ventilator yang setelah diproduksi diserap oleh berbagai rumah sakit; selama ini sebelum adanya Covid-19 karena kebutuhan ventilator ini tak besar saat ini, maka dipenuhi atau dipasok impor," kata Ekoputro.

Mengenai konteks berdikari Indonesia dari impor alat kesehatan, Bambang menekankan perlu adanya penguatan industri dan dukungan pemerintah agar industri alat kesehatan lokal bisa bertumbuh.

"Ke depannya, perlu penguatan industri dalam negeri dan keberpihakan Kementerian Kesehatan agar industri alat kesehatan domestik tumbuh," kata Bambang.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan 90 persen alat kesehatan, termasuk ventilator, rapid tes, PCR tes diimpor dari berbagai negara di Eropa, Asia Timur, dan Amerika Utara.

Di sisi lain, Bambang menyatakan kesiapan produksi alat-alat kesehatan lokal yang dibesut TFRIC-19.

"Berbagai jenis ventilator sudah punya izin edar dan siap atau sudah produksi sekarang dan pasca pandemi. Rapid test diproyeksikan untuk produksi 2 juta unit," ujar Bambang.

(jnp/mik)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3eCiWji

June 23, 2020 at 09:16AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menristek Luruskan Soal Pemerintah Impor Ventilator Corona"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.