Kala Indonesia dan Malaysia Bersatu dalam Balutan Busana

Jakarta, CNN Indonesia -- Meski serumpun, Indonesia dan Malaysia punya gaya fesyen yang berbeda, terutama untuk busana modest. Perbedaan inilah yang coba dipadukan lewat duet desainer Indonesia Ria Miranda dan desainer Negeri Jiran Jovian Mandagie.

Tren busana modest di Malaysia berupa baju kurung dengan siluet yang pas di badan. Sedangkan, hijabers Indonesia cenderung lebih menyukai busana yang longgar dengan corak ramai.

Kolaborasi Jovian X Ria Miranda mencoba menciptakan titik tengah perbedaan gaya berbusana modest Indonesia dan Malaysia untuk koleksi Hari Raya 2019.

Duet beda negara ini tercipta lantaran keinginan Jovian untuk menggaet pasar busana modest di Indonesia. Jovian merupakan perancang busana kenamaan Malaysia yang sudah berkarya di dunia mode lebih dari 12 tahun. Busana siap pakai rancangan Jovian dipasarkan di tiga negara yakni Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.


Jovian menilai Ria merupakan desainer yang memiliki komunitas penggemar yang banyak di Indonesia. Jovian bahkan sempat melakukan riset terhadap Ria dan pasar di Indonesia. Selain Ria, Jovian sebelumnya pernah berkolaborasi dengan Ashanty dan Ivan Gunawan.

"Aku sudah lama mengagumi Ria Miranda dan kesuksesannya di industi fesyen Muslimah di Indonesia dan betapa kuat komunitas di balik kesuksesannya," kata Jovian saat peragaan busana di Rumah Maroko, Jakarta, Selasa (26/3).

Pertengahan tahun lalu, Jovian langsung menghubungi Ria melalui email untuk mengajak kolaborasi. Gayung bersambut, Ria menerima tawaran Jovian karena juga ingin menyasar hijabers Malaysia. Sebelumnya, Ria pernah mencoba merambah pasar di Malaysia, namun usaha itu tak berbuah hasil maksimal.

"Sempat kaget waktu dapat email dari Jovian. Aku tahu dia desainer terkenal di Malaysia. Setelah itu, kami berdiskusi untuk merancang koleksi," ucap Ria. Ini merupakan kali pertama Ria berkolaborasi dengan desainer luar.

Peragaan busana kolaborasi Ria Miranda dan JovianPeragaan busana kolaborasi Ria Miranda dan Jovian Mandagie di Rumah Maroko, Jakarta, Selasa (27/3). (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

Selain lewat surel, Ria dan Jovian juga bertemu tatap muka untuk mematangkan konsep rancangan. Awalnya, Ria dan Jovian masing-masing membuat 10 busana. Setelah itu, mereka kembali berdiskusi menyesuaikan rancangan dengan pasar di kedua negara.

"Keseruannya itu ada kita sama-sama tahu selera pelanggan, tapi ada saatnya kita menurunkan ego untuk menyatukan perbedaan," ujar Ria. Penyatuan konsep ini menjadi tantangan sendiri bagi Jovian.

"Tantangannya membuat koleksi untuk dua pasar, bukan hanya untuk remaja atau dewasa, tapi ini dua negara," pungkas Jovian yang memiliki darah Manado dan Cirebon ini.

Selama enam bulan, kerja sama Ria dan Jovian ini membuahkan busana modest kontemporer yang menyatu lewat seni budaya Maroko atau Maghribi. Budaya khas Timur Tengah yang jadi inspirasi koleksi perdana Jovian X Ria Miranda ini dianggap mampu diterima di kedua negara. Tema Maroko juga dinilai cocok dengan Hari Raya.

Seni budaya Maroko itu tertuang dalam gabungan cetakan optikal dan motif floral yang banyak dijumpai di Timur Tengah. Kain motif print itu dibuat dalam warna-warna pastel yang jadi ciri khas Ria Miranda.


Warna pastel merah jambu, hijau, dan biru ini membuat motif tampak tak begitu dominan, sehingga sesuai dengan pasar modest Malaysia yang lebih senang busana polos.

Kain print yang dibuat dalam bahan crep, satin, dan sifon itu diolah menjadi siluet kaftan, blus, baju kurung modern, jaket besar, dan celana palazzo. Untuk menyiasati pasar Malaysia yang senang dengan busana pas badan, Ria dan Jovian memberikan ikatan atau detail pada bagian perut.

"Boleh serumpun tapi kalo bicara fesyen berbeda. Indonesia senang dengan kaftan yang siluetnya longgar, orang Malaysia lebih pas badan. Kami cari titik tengahnya," ucap Jovian.

Koleksi ini juga dipermanis dengan sentuhan payet yang jadi ciri khas Jovian. "Kalau enggak ada payet, di Malaysia seperti kurang begitu," ujar Jovian.

Rok span yang sebelumnya tak ada di koleksi Ria juga muncul dalam koleksi kolaborasi untuk menyasar pasar Malaysia yang senang dengan potongan pas badan.

Ada pula delapan model hijab yang menggunakan bahan satin dan voal. Dua pilihan ini dipilih agar sesuai dengan pasar Indonesia dan Malaysia. Masyarakat Malaysia lebih senang menggunakan jilbab berbahan satin, sedangkan Indonesia tren hijab kini menggunakan bahan voal.

Jovian Mandagie dan Ria Jovian Mandagie dan Ria Miranda. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

"Malaysia sukanya satin lebih mengkilat, kalau voal itu dianggap bahan murah. Di Indonesia malah suka voal. Jadinya, ada dua pilihan," tutur Jovian.

Lewat kerja sama ini, Ria dan Jovian sama-sama mengaku banyak belajar mengenai selera busana modest di kedua negata.

Sebelumnya, koleksi ini lebih dulu di pamerkan di Astaka Morocco, Putrajaya, Malaysia pada awal Maret lalu. Jovian menyebut antusiasme penikmat mode di Malaysia terhadap koleksi ini sangat tinggi. Dia mengungkapkan 60 persen koleksi sudah laris terjual.

Setelah di Indonesia, koleksi Jovian X Ria Miranda ini juga bakal dipamerkan di Brunei Darussalam awal April mendatang. Koleksi ini juga diedarkan di Singapura.

[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2uvFKMz

March 27, 2019 at 09:04PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kala Indonesia dan Malaysia Bersatu dalam Balutan Busana"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.