UBS Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2019 Cuma 5 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan keuangan UBS Investment Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya akan berada di level 5 persen sampai akhir 2019. Angka itu lebih rendah ketimbang target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang sebesar 5,3 persen.

Prediksi UBS itu juga di bawah capaian pertumbuhan ekonomi 2018 yang sebesar 5,17 persen.

Ekonom Senior ASEAN UBS Invesment Bank Edward Teather mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global. Ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China diprediksi melambat tahun ini, sehingga turut berdampak ke laju ekonomi Indonesia.

"Namun menurut kami, Indonesia seharusnya tidak terlalu terpengaruh oleh ketegangan perdagangan dibandingkan negara-negara di ASEAN yang terbuka lainnya, seperti Singapura dan Malaysia," kata Edward di Hotel Mandarin Oriental, Selasa (5/3).


Edward melanjutkan pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi faktor pertumbuhan investasi yang diprediksi belum menggeliat. Tahun lalu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi sepanjang 2018 hanya tumbuh 4,1 persen menjadi Rp721,3 triliun dari posisi 2017 sebesar Rp692,8 triliun. Persentase itu melambat dibanding realisasi pertumbuhan 2017 yang mencapai 13,1 persen.

Faktor lain, lanjut Edward, adalah pertumbuhan ekspor yang diramal tidak beranjak jauh dari posisi tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor sepanjang tahun lalu cuma senilai US$180,06 miliar, sementara kinerja impor mencapai US$188,63 miliar. Kondisi ini menyebabkan Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan senilai US$8,57 miliar

Di sisi lain, UBS meramalkan defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) bisa ditekan menjadi 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dari sebelumnya 3 persen dari PDB. bank Indonesia mencatat, defisit neraca transaksi berjalan sepanjang 20218 sebesar US$31,1 miliar. Angka itu membengkak dari posisi defisit transaksi berjalan pada 2017 sebesar US$17,31 miliar.

Edward mengatakan penurunan defisit ini bisa membantu pergerakan nilai tukar rupiah tahun ini. Selain itu, perbaikan defisit bisa mengurangi imbal hasil obligasi 2019.


"Ini mencerminkan Indonesia tidak terpengaruh signifikan terhadap kondisi pengetatan pasar keuangan global," ujar Edward. (ulf/lav)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2NKOqqR

March 06, 2019 at 02:38AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "UBS Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2019 Cuma 5 Persen"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.