
Keluarga Marthinus pun berusaha mencari tahu nasib sang pria 69 tahun dengan berangkat dari Jakarta ke Surabaya. Itu disampaikan salah satu adik Marthinus, Diana Matitaputty di Ambon, Kamis (6/6). Katanya, Marthinus sudah lama menetap di Jakarta. Namun kapal tempatnya bekerja, milik PT Citra Baru Adi Nusantara, berpangkalan di Surabaya.
"Pagi ini salah satu anak Marthinus berangkat dari Jakarta ke Surabaya untuk memastikan perkembangan pencarian ayahnya bersama 16 kru kapal lainnya," ujar Diana.
Keluarga besar Marthinus di Desa Amahusu, Ambon pun sedih dan khawatir akan nasib saudara mereka. Mereka hanya bisa berharap Marthinus ditemukan dalam kondisi selamat.
Kepala Kantor Basarnas Ambon Muslimin mengatakan, berdasarkan informasi Kantor SAR Palu, Sulteng, KM Lintas Timur mengalami gangguan mesin saat berlayar di rute Bitung-Morewali, 1 Juni lalu. Kapal berukuran panjang 80,10 meter dengan bobot GT 1.720 ton itu mengangkut semen dan 18 kru.
"Regu penyelamat baru menemukan seorang ABK atas nama Yakub pada tanggal 4 Juni 2019, setelah terapung selama empat hari di laut," ujar Ambon Muslimin, dikutip dari Antara.
Dari korban selamat itu diketahui mesin kapal mati Saat cuaca di laut sangat buruk. Ketinggian ombak bahkan mencapai di atas empat meter.
Selain Marthinus, korban yang belum ditemukan bernama Rifki, Seken, Krisna, Muh Amri, Zulkifli, Lukas, Karno, Bas, Riko, Yoga, Sigil Oliman, Lukmi, Amis, Bahar, Jefri, dan Nur. Hingga kini Tim SAR masih melakukan upaya pencarian dan penyelamatan. (Antara/rsa)
http://bit.ly/2JZnHYT
June 06, 2019 at 04:52PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anak Cari Tahu Nasib Nakhoda KM Lintas Timur yang Kecelakaan"
Posting Komentar