Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan laju IHSG dibayangi maraknya kasus gagal bayar institusi keuangan. Kondisi ini, lanjut dia, menganggu kepercayaan investor.
"Investor melakukan aksi jual saham-saham blue chip setelah salah satu fund manager dinyatakan bermasalah dan ditutup izin jual reksa dananya," ujar Lanjar dikutip dari risetnya, Selasa (26/11).
Diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membubarkan (likuidasi) enam produk reksa dana yang dikelola PT Minna Padi Aset Manajemen (MPAM).
Keputusan ini tertuang dalam surat OJK nomor S-1422.PM/21/2019 tertanggal 21 November 2019. Selain itu, OJK melarang transaksi pembelian untuk seluruh reksa dana yang dikelola MPAM.Ia memprediksi indeks saham bergerak di rentang support 6.062 dan resistance 6.170. "Kami perkirakan pergerakan IHSG masih akan bergerak tertekan mencoba bertahan pada level support," imbuhnya.
Senada, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan meramalkan IHSG bergerak loyo. Ia menilai investor masih memiliki kekhawatiran terhadap sentimen global meliputi kesepakatan dagang AS-China, konflik British Exit (Brexit), dan demo di Hong Kong.
[Gambas:Video CNN]
Di sisi lain, tak banyak sentimen positif yang mampu memberi tenaga pada laju IHSG. "Secara teknikal, IHSG mengindikasikan potensi pelemahan," ujarnya.
Ia memprediksi IHSG melaju di rentang support 6.023-6.047 dan resistance 6.100-6.129.
Kemarin, perdagangan IHSG terpantau melemah. Indeks ditutup di level 6.070 turun 29,48 poin atau 0,48 persen.
Sementara itu, saham-saham utama Wall Street kompak menguat. Indeks Dow Jones naik 0,68 persen ke posisi 28.066, S&P 500 naik 0,75 persen ke level 3.133, dan Nasdaq Composite naik 1,32 persen menjadi 8.632.
(ulf/bir)
https://ift.tt/2KSXB8E
November 26, 2019 at 01:58PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laju IHSG Tertekan Sentimen Negatif dari Dalam dan Luar"
Posting Komentar