Laporan tersebut berhasil dihimpun dari misi Cassini-Huygens NASA yang khusus mempelajari Saturnus dan beberapa bulan yang mengorbit planet. Data mengungkapkan bahwa laju migrasi Titan sekitar 4 inci atau 0,10 meter per tahun.
Bulan Titan sendiri berukuran lebih besar dibanding Merkurius, diameter Titan tercatat sebesar 5.150 kilometer sedangkan Merkurius 4.879 kilometer. Menjauhnya Bulan Titan dari Saturnus pun dianggap bahwa seluruh sistem planet ini berkembang dengan sangat cepat.
"Hasil ini membawa fakta baru yang penting dari teka-teki terkait usia sistem Saturnus dan bagaimana bulan-bulannya terbentuk," kata Ilmuwan dari Observatorium Paris di Universite Paris Sciences dan salah satu peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA, Valery Lainey dikutip CNN.
Lebih lanjut kata Lainey, data dari misi Cassini dibandingkan dengan data radio yang dikumpulkannya selama 10 flybys Saturnus sejak 2006 sampai 2016.
"Dengan menggunakan dua set data yang sama sekali berbeda, kami memperoleh hasil yang sesuai dengan teori Jim Fuller yang meramalkan migrasi Titan jauh lebih cepat," kata ilmuwan lain, Paolo Tortora dari Cassini Radio Science Team, University of Bologna Italy.
Jim Fuller merupakan seorang astrofisikawan dan asisten professor di California Institute of Technology yang memiliki teori bahwa Bulan-bulan dalam dan luar planet bermigrasi dengan kecepatan yang sama. Lalu ada dua jenis Bulan yang terjebak di dalam orbit, akhirnya terdorong ke luar planet akibat adanya gravitasi.
Teori Fuller yang ia terbitkan sebagai studi penelitian sekitar empat tahun yang lalu ini mengubah pandangan bahwa Bulan-bulan yang berada di luar orbit bermigrasi lebih lambat dibanding yang di dalam.
Titan dianggap NASA sebagai Bulan yang istimewa. Pasalnya, NASA mengirim robot terbang Dragonfly ke permukaan Bulan milik Saturnus itu. Robot ini akan membawa misi untuk mencari kehidupan di Titan.
Robot yang dirancang seperti rotor (sebuah alat mekanik yang berputar atau baling-baling) itu akan diluncurkan pada 2026 dan diperkirakan akan tiba di permukaan Titan pada 2034. Rotor Dragonfly akan terbang ke puluhan lokasi yang menjanjikan di Titan untuk mencari proses kimia prebiotik yang juga dimiliki oleh Bumi.
NASA mengklaim bahwa misi "pemburu kehidupan" Dragonfly menjadi misi pertama yang menerbangkan seluruh muatan sains.
Dragonfly memanfaatkan data Cassini (pesawat ruang angkasa yang mempelajari Saturnus) untuk memilih periode cuaca yang tenang untuk mendarat di satelit Titan bersamaan dengan lokasi pendaratan yang aman. Robot ini disebut bakal menjelajahi wilayah gundukan Titan bernama "Shangri-La".
Dipilihnya gundukan "Shangri-La" ini bertujuan untuk menguji Dragonfly saat melakukan lompatan guna mengambil sampel sains yang dibutuhkan NASA.
(din/DAL)https://ift.tt/37qvZBH
June 13, 2020 at 10:00AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bulan Titan Semakin Menjauh dari Saturnus Imbas Gravitasi"
Posting Komentar