Sebanyak 167 pedagang di 18 pasar tradisional di DKI Jakarta terjangkit virus corona (Covid-19). Sejumlah ahli epidemiologi menengarai penularan itu karena ada pembatasan jam operasional pasar selama masa PSBB transisi.
Pemprov DKI telah mengatur protokol kesehatan di pasar tradisional. Poin-poin protokol di antaranya membatasi jumlah pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas, penyediaan sarana dan prasarana pendukung pencegahan penyebaran Covid-19, dan waktu operasional mulai pukul 06.00-14.00 WIB. DKI juga menerapkan kebijakan ganjil genap pembukaan kios.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut pembatasan jam operasional itu membuat pengunjung cenderung memadati pasar karena mobilitasnya dibatasi. Ini tak dapat dihindarkan meski ada juga pembatasan pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas.
Potensi kerumunan pun kian besar. Padahal, kata Pandu, virus corona menular dari orang ke orang. Bukan dari pasar ke pasar.
"Jangan dibatasi jam buka pasar, tidak efektif. Jadi kalau mau diatur, yang genap jualan pagi, yang ganjil sore, dan setiap hari boleh berdagang agar adil," tutur Pandu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (18/6).
Pandu menilai upaya penting yang harus dilakukan seluruh pihak saat ini adalah menormalkan kembali keadaan dengan pola baru.
Edukasi terkait kepatuhan terhadap protokol kesehatan harus digencarkan. Pemerintah juga harus memperketat pengawasan terhadap pedagang di pasar, penggunaan masker dan face shield, serta perbaikan bentuk pasar untuk memberikan ruang sirkulasi udara yang cukup.
"Kita ingin menghidupkan ekonomi lagi kan katanya, bahwa yang perlu diingat penularan covid-19 kan dari orang ke orang, bukan pasar ke pasar," ujarnya.
Pemerintah juga diminta lebih masif dalam pemeriksaan PCR swab alih-alih rapid test atau tes massal. Menurutnya, pemeriksaan PCR swab lebih meyakinkan ketimbang rapid test.
Kasus positif harus ditindaklanjuti dengan penelusuran kontak. Sehingga, ketika terjadi temuan kasus baru pedagang terinfeksi covid-19, maka penutupan pasar tidak perlu dilakukan.
Pemerintah cukup membersihkan pasar dengan disinfektan serta memperkuat penelusuran kontak dari pedagang yang meliputi pengunjung hingga keluarga pasien.
"Jadi kalau ada pedagang yang positif, jangan pasarnya yang ditutup, pedagangnya yang tidak boleh jualan, kemudian diisolasi," kata dia.
Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menyebut sektor pasar tidak mungkin ditutup dalam jangka waktu yang lama karena kebutuhan pedagang dan pembeli harus tercukupi.
Dari hal itu, yang mungkin dilakukan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di pasar adalah dengan tidak membatasi jam operasional pasar. Ini bisa dilakukan dengan catatan standar protokol kesehatan wajib terpenuhi.
"Waktu selang-seling ini harus diikuti edukasi sosialisasi juga ke publik, misalnya pedagang sayur buah atau yang segar bisa di pagi hingga jam 11.00 WIB," tuturnya melalui sambungan telepon dengan CNNIndonesia.com.
Dicky mengungkap poin penting lain dalam pencegahan virus corona adalah melalui edukasi warga, terutama untuk mengurangi intensitas warga belanja di pasar.
"Kalau pandemi, kita mendidik supaya mereka ke pasar seminggu sekali," jelasnya.
Seirama dengan Pandu, Dicky menganggap hal pertama yang harus dioptimalkan adalah melakukan pemeriksaan massal.
Dia mengingatkan bahwa hingga saat ini Indonesia belum memenuhi target pemeriksaan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Para pedagang pasar harus rutin menjalani serangkaian tes Covid-19. Pengunjung pun harus aktif memeriksa kondisi tubuhnya dan mendaftarkan diri ikut pemeriksaan yang difasilitasi pemda setempat.
Epidemiolog Iqbal Elyazar menyatakan pemerintah harus mulai memetakan pasar berdasarkan risiko tertinggi angka kasus Covid-19. Upaya itu dilakukan untuk mengetahui seberapa tinggi risiko penularan serta memudahkan petugas dalam melakukan penelusuran kontak.
"Identifikasi pasar-pasar tradisional dengan teknik pooling PCR supaya bisa segera diketahui pasar yang berisiko tinggi. Strategi penyakit menular seperti virus ini, secara generik itu-itu saja, tapi aplikasinya yang mesti inovatif," tuturnya melalui pesan singkat.
Iqbal yang juga kolabolator laporcovid-19, berkata aparat petugas keamanan dan pengelola pasar harus bekerja sama memastikan kepatuhan para pedagang hingga pengunjung pasar. Jika perlu, ada sanksi pengurangan jatah harian berjualan .
Selain itu, metode inovatif lain yang dapat diterapkan adalah memindahkan lapak pedagang ke area terbuka demi memastikan terpenuhinya protokol kesehatan physical distancing.
"Contohnya memindahkan pasar ke area terbuka di tanah lapang, yang ditandai dengan marka lalu lintas pengunjung, dimana jalur masuk tidak boleh sama dengan jalur keluar," pungkasnya.
(khr/wis)https://ift.tt/2CdjBJN
June 19, 2020 at 09:17AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pembatasan Pasar Jakarta dan Lonjakan Pedagang Positif Covid"
Posting Komentar