Pemerintah memetakan pengembangan vaksin corona antara BUMN dan swasta dengan perusahaan biofarmasi dari China dan Korea Selatan. Rencananya, ada empat kerja sama yang terjalin mulai tahun ini.
"Pemerintah tengah mengejar agar vaksin ini bisa segera ditemukan, maka pemerintah multitasking bekerja sama dengan beberapa perusahaan," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam forum diskusi virtual Yayasan Pembangunan Indonesia, Senin (27/7) malam.
Pertama, kerja sama antara PT Bio Farma melalui holding BUMN farmasi dengan Sinovac Biotech Ltd dari China. Saat ini, Bio Farma tengah melakukan uji klinis fase ketiga di Bandung, Jawa Barat untuk 1.600 dosis vaksin dengan periode Juli-September 2020.
Bila uji klinis berhasil dan bisa diproduksi, maka masa produksi akan berlangsung pada Oktober dengan target 10 juta dosis per bulan. Dengan begitu kapasitas produksi mencapai 120 juta dosis per tahun untuk tahun depan.
Kedua, kerja sama antara PT Kalbe Farma dengan Genexine Consortium Korea Selatan. Uji klinis tahap pertama sudah dilangsungkan keduanya di Korea Selatan pada Juni 2020.
Saat ini, keduanya tengah melangsungkan uji klinik tahap kedua dan rencananya akan masuk tahap ketiga pada September 2020 sampai Maret 2021.
Bila uji klinis selesai, produksi ditargetkan mencapai 50 juta dosis per tahun dan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ditargetkan keluar pada Agustus 2021.
Ketiga, Bio Farma dengan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovation/CEPI), sebuah kerja sama antar pemerintah dan swasta di tingkat global yang berbasis di Norwegia.
"Ini akan memberi akses kepada berbagai penemuan vaksin di berbagai negara, bahkan di sini bahan baku vaksin juga bisa diakses melalui India," ucapnya.
Bentuk kerja sama ini berupa transfer teknologi formulasi vaksin yang telah dikembangkan oleh CEPI ke Bio Farma. Targetnya, Bio Farma bisa menjadi satu dari daftar 10 perusahaan yang bisa memproduksi vaksin CEPI di masa mendatang.
"Indonesia akan mendorong penemuan vaksin sebagai langkah untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Keempat, kerja sama antara PT BCHT Bioteknologi Indonesia dengan China Sinopharm International Corporation (Wuhan Institute of Biological Product). Kerja sama ini berupa uji klinik tahap pertama dan kedua di RS Rujukan Covid-19 dan sudah dimulai di China sejak April 2020.
Sebagai informasi, kasus virus corona perdana di Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020. Sejak saat itu, jumlah kasus positif terus bertambah hingga saat ini.
Per 27 Juli 2020, Indonesia memiliki 100.303 kasus positif virus corona. Dari jumlah itu, 58.173 orang sembuh dan 4.838 orang meninggal dunia.
Indonesia berada di posisi pertama sebagai negara dengan jumlah kasus positif terbanyak di Asia Tenggara. Sementara di Asia, Indonesia berada di peringkat keempat, di bawah India, Pakistan, dan Bangladesh.
(sfr/sfr)https://ift.tt/32ZQtRH
July 28, 2020 at 09:11AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Empat Kerja Sama Pencarian Vaksin Corona dengan China-Korsel"
Posting Komentar