Pemerintah Kota Surabaya memastikan belum menemukan munculnya kasus penularan covid-19 seiring dibukanya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kota Pahlawan. Pihaknya juga telah melakukan sejumlah langkah antisipasi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo mengatakan 213 sekolah menggelar PTM. Terdiri dari 112 SD dan 101 SMP. Mereka menggelar PTM terbatas setelah lolos asesmen dan sudah menggelar simulasi PTM.
"Total SD yang sudah melakukan PTM terbatas mulai Senin sebanyak 112 sekolah, baik negeri maupun swasta. Sedangkan jenjang SMP 101 sekolah," kata Supomo, Selasa (28/9).
Ia mengatakan, PTM terbatas dilakukan untuk jenjang SMP mulai 6 September 2021. Seminggu kemudian, PTM jenjang SMP bertambah. Selanjutnya, mulai 20 September 2021, PTM terbatas mulai dilakukan pada jenjang SD.
"Jumlah ini terus bertambah dan dinamis seiring selesainya asesmen, karena yang diasesmen sekarang ada sekitar 161 sekolah," ucapnya.
Supomo memastikan bahwa pelaksanaan PTM itu dilakukan dengan menerapakan protokol kesehatan yang ketat dan tidak mau berburu-buru membuka PTM sebelum lolos asesmen. Sebab ia tak mau PTM ini justru menimbulkan penularan kasus Covid-19.
"Karena kami tidak PTM itu menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya," ujar dia.
Dinspendik, kata dia, menugaskan tim satgas mandiri sekolah beserta kepala sekolah untuk selalu melakukan pemantauan dan pengamatan kepada siapapun yang masuk dan ada di sekolah.
"Kalau ada tanda-tanda tidak sehat, maka pihak sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan dan meminta yang bersangkutan tidak beraktivitas di sekolah," ucapnya.
"Jadi, kalau dia guru bisa mengajar online dari rumah, dan kalau siswa kita minta untuk mengikuti daring dari rumahnya," tambahnya.
Selain itu, Supomo memastikan bahwa setiap sekolah diminta untuk melakukan evaluasi harian, dan hasil evaluasi itu dikirimkan kepada Dispendik Surabaya.
Dalam laporan evaluasi itu, harus dilaporkan semua hal tentang kondisi sekolah selama sehari, terutama soal penerapan prokesnya di sekolah.
"Nah, evaluasi harian itu kami sampaikan kepada para pakar. Biasanya kita rapat bersama pakar seminggu sekali untuk mengevaluasi PTM ini," ucapnya.
Provinsi Jawa Timur sebelumnya dikabarkan menjadi daerah dengan klaster Covid-19 tertinggi di sekolah sejak pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas digelar. Hal itu berdasarkan temuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek)
Setidaknya dari temuan 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 selama PTM terbatas, Jawa Timur menjadi provinsi paling banyak melaporkan temuan klaster Covid-19. Terdapat 165 atau 2,77 persen sekolah di Jatim menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur (Jatim) mengatakan bahwa data Kemendikbudristek merupakan data lama.
Hal itu dikatakan Juru bicara Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril Al Farabi. Ia menyebut data itu merupakan catatan kumulatif sejak lama, dan bukan data terbaru saat pembelajaran tatap muka (PTM) mulai kembali digelar sebulan belakangan.
(frd/ain)https://ift.tt/3ARLPmO
September 29, 2021 at 02:00AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Surabaya Klaim Nihil Kasus Covid Sejak PTM Terbatas"
Posting Komentar