"Biaya sebesar Rp16 triliun tentu nanti tidak akan kembali dalam bentuk tiket," ucap Ani, sapaan akrabnya, di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (6/3).
Meski begitu, sambungnya, nilai investasi yang sudah digelontorkan sejatinya bisa kembali dari sumber-sumber lain, yaitu kegiatan ekonomi yang muncul dengan kehadiran MRT. Ia mencontohkan kerja sama bisnis antara PT MRT Jakarta dengan perusahaan-perusahaan swasta yang menyewa ruang penjualan dan jasa iklan di stasiun.
Selain itu, kegiatan ekonomi di sekitar stasiun MRT juga akan berkontribusi bagi ekonomi masyarakat sekitar hingga perekonomian Tanah Air. "Tentu ini akan memperkuat investasi di infrastruktur dan berdampak positif bagi masyarakat," katanya.
Di sisi lain, meski tarif perjalanan MRT tidak bisa mengembalikan investasi yang sudah dikeluarkan, namun besaran tarif tersebut setidaknya sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat alias pas di kantong. Dengan begitu, kehadiran MRT tidak membebani pengeluaran masyarakat.
"Apakah ini kemahalan? Tentu kami lihat dari berbagai aspek. Dari keseluruhan itu, tentu dari sisi biaya dan waktu akan hemat, juga kenyamanan serta daya beli masyarakat masih comparable," jelasnya.
Kendati begitu, besaran tarif perjalanan MRT fase pertama dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) sampai Stasiun Lebak Bulus sebenarnya belum final. Sebab, belum ada keputusan resmi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Namun, usulan terakhir dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyodorkan besaran tarif senilai Rp10 ribu per 10 km. Dari usulan tarif tersebut, asumsi subsidi yang ditanggung Pemprov sekitar Rp21.659 per penumpang.
Sedangkan secara total, jumlah subsidi yang akan ditanggung Pemprov dengan usulan tarif Rp10 ribu per 10 km mencapai Rp338 miliar per tahun.
Sementara PT MRT Jakarta sempat mengusulkan tarif MRT sekitar Rp8.500 per 10 km. Dari usulan tersebut, total subsidi yang harus ditanggung Pemprov mencapai Rp365 miiar per tahun. (uli/agi)
https://ift.tt/2HkvApG
March 07, 2019 at 11:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Sebut Tarif MRT Rp10 Ribu Tak Cukup Balik Modal"
Posting Komentar