Karut-marut Klub Liga 1 di Tengah Wabah Corona

Jakarta, CNN Indonesia -- Karut-marut klub-klub tanah air, termasuk Liga 1, dalam menghadapi ancaman penularan virus corona terhadap anggota mereka tampaknya cukup mengkhawatirkan.

Semua klub memang sudah meliburkan para pemain, jajaran pelatih, dan ofisial. Para personel itu diminta melakukan isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

Namun, pernyataan dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani, tentang kebijakan klub dalam memberlakukan kebijakan terkait virus corona, terbilang cukup mengkhawatirkan.

Pernyataan Rafi terkait striker asing Maung Bandung, Wander Luiz, yang positif terinfeksi virus corona. Sang pemain asal Brasil itu memilih pelesiran ke Bali ketika klub meliburkan para pemain dan meminta mereka melakukan isolasi mandiri.

Jika melihat unggahan Luiz di akun Instagram, pemain 28 tahun itu mengunggah foto-foto berlibur ke Bali pada 17 dan 18 Maret.

Karut-marut Klub Liga 1 di Tengah Wabah CoronaStriker asing Persib, Wander Luiz, positif corona. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
"Setelah tes pertama itu seharusnya semua pemain tetap di Bandung. Cuma mungkin waktu itu orang tuanya [Luiz] berada di Bali."

"Ada juga yang pulang ke Belanda. Hanya saja bukan kapasitas saya melarang mereka ke sana ke sini, saya hanya tenaga medis," ucap Rafi Ghani.

Rafi secara gamblang mengungkapkan bahwa dia tak memiliki kuasa penuh meski sebagai dokter untuk membuat kebijakan ketat di tengah darurat Covid-19 di Indonesia.

Sang dokter juga bercerita bahwa dia tidak tahu sebelumnya ketika Luiz berangkat ke Bali bersama sang ayah.

Padahal, pihak klub melakukan tes virus corona pada 16 Maret. Wander Luiz tak ikut tes karena sudah berada di Bali. Tes Covid-19 tersebut juga hanya dilakukan kepada 12 pemain dan ofisial.

"Yang memberikan izin boleh atau tidak kan bukan saya. Posisi saya sebagai tenaga medis yang hanya memberikan konsultasi agar para pemain tidak tertular corona. Salah satunya termasuk social distancing."

"Kalau soal izin dari klub, saya tidak bisa jawab karena memang itu ada pada kewenangan klub," tutur Rafi kepada CNNIndonesia.com.

Rafi melanjutkan, Luiz baru kedapatan positif corona setelah menjalani tes pada 26 Maret. Tes dilakukan karena pihak bandara mewajibkan surat keterangan negatif corona bagi para ekspatriat yang ingin pulang ke negara masing-masing.

[Gambas:Instagram]

"Ternyata Wander Luiz positif corona. Makanya kami langsung mewajibkan dia harus karantina mandiri."

"[Geoffrey] Castillion, [Omid] Nazari, dan Fabiano Beltrame juga sudah dites karena mereka ingin pulang kampung [ke negara kelahiran masing-masing]. Hasilnya negatif," kata Rafi.

Rafi sendiri menekankan, setiap pemain terus dipantau soal posisi mereka ketika menjalani isolasi mandiri pada awal-awal Maret. Namun, pangkal masalah tentu ada pada perizinan dari klub kepada pemain terkait rencana kepergian mereka ke suatu tempat.

Apalagi, diakui Rafi bahwa klub-klub sebatas mengimbau kepada para pemainnya. Semua berpulang ke pemain masing-masing untuk mematuhi atau tidak.

Padahal, jika mencermati pengakuan Rafi, Persib termasuk yang paling dini melakukan upaya pencegahan penularan corona. Sejak awal mereka memberlakukan aturan ketat kepada para pemain dan fan tak boleh lagi kontak langsung.

Mereka juga langsung inisiatif melakukan tes virus corona begitu wabah ini mulai merebak di Indonesia. Tetap saja, Maung Bandung kecolongan satu pemainnya yang terpapar virus 'flu ganas' di abad 21 ini.

Luiz bahkan menjadi kasus pertama personel klub Liga 1 yang dinyatakan positif corona. Sebelumnya, asisten pelatih Barito Putera terindikasi tertular Covid-19.

[Gambas:Instagram]

"Ada indikasi demam berdarah. Pas kita [tim Barito] berangkat ke sini [Makassar], dia dirujuk ke Rumah Sakit Ulin," ujar pelatih Barito Mundari Karya kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/3).

"Diindikasikan ada [corona]. Dia masuk [RS Ulin], diisolasi. Baru tiga hari, jadi keputusan masalah dia positif atau negatif itu belum ada. Masih menunggu," ucap Mundari melanjutkan.

Karut-marut kebijakan di level klub terutama dalam pemberian izin yang tampaknya cukup mengkhawatirkan. Kekusutan ini pula cerminan dari manajemen kacau-balau penanganan virus corona di Indonesia mulai dari level masyarakat hingga pemerintah.

Karut-marut Klub Liga 1 di Tengah Wabah Corona
Bisa jadi, kasus positif corona pemain Persib hanya puncak gunung es dari kasus-kasus yang jauh lebih banyak di klub-klub tanah air. Situasinya semakin sulit terlacak karena tidak semua klub memberlakukan pemantauan dan pengawasan ketat.

Kondisi ini diperparah dengan status Liga 1 dan liga-liga tanah air yang berhenti karena virus corona. Klub seperti dihadapi dilema sehingga pendekatannya sebatas imbauan.

Mereka seolah tak punya kekuatan mengikat untuk melarang para pemain atau ofisial mereka terutama para penggawa asing, untuk pulang kampung ke negara masing-masing.

Karut-marut Klub Liga 1 di Tengah Wabah Corona
Situasinya bisa memberatkan klub jika pemain dipaksa isolasi diri tak boleh pulang kampung terlebih dahulu hingga wabah corona benar-benar berakhir. Klub harus mengeluarkan biaya dengan tetap membayar gaji dan kebutuhan lainnya untuk pemain dan ofisial. Padahal, tak tertutup kemungkinan ada pemain yang positif corona bisa menjadi penular alias carrier di kampung halaman mereka. Sistem tes di level klub juga belum tentu semua sesuai standar untuk memastikan anggota mereka negatif atau positif Covid-19.

Belum lagi kasus Luiz yang sempat dinyatakan negatif pada tes pertama, namun setelah itu tertular di tempat lain. Dia baru kedapatan dinyatakan positif pun secara kebetulan ketika pemain yang bersangkutan harus melakukan tes lagi untuk mendapat keterangan negatif Covid-19 sebelum pulang ke negaranya. (jun)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/33ROcXa

March 29, 2020 at 08:26AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Karut-marut Klub Liga 1 di Tengah Wabah Corona"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.