Perkembangan industri film Korea Selatan tak bisa dilepaskan dari salah satu aspek di dalamnya, yaitu efek dan riasan yang mampu membuat imaji para sineas menjadi nyata di depan layar.
Sejumlah film dan serial yang memanfaatkan teknologi efek juga riasan ini adalah Parasite yang memenangkan piala Oscar, serta serial zombi Kingdom yang jadi kehebohan secara global.
Perusahaan riasan dan efek khusus, Technical Art Studio CELL merupakan pihak di balik dua karya sinematik tersebut. Bukan hanya Parasite dan Kingdom, mereka terlibat dalam 190 film serta serial serupa dalam beberapa tahun terakhir.
"Pekerjaan kami menipu penonton," kata Co-head Technical Art Studio CELL, Kwak Tae-yong.
"Kami menggunakan berbagai bahan dan elemen untuk membuat semua terlihat nyata. Pada dasarnya kami memvisualisasikan ide yang diinginkan sutradara," ungkapnya.
Ia menyatakan anggota timnya bukan hanya merias para aktor untuk menjadi zombi seperti dalam Kingdom, melainkan tim riasan dan efek disebut bekerja melampaui imajinasi orang.
Mereka bekerja mulai dari membuat riasan prostetik, alat peraga khusus, boneka, serta animatronik. Hal tersebut dibantu dengan grafik komputer untuk menampilkan visual surealis dalam film.
Co-head Technical Art Studio CELL Hwang Hyo-kyun mencontohkan hal-hal yang mereka kerjakan dalam film Parasite. Salah satunya adalah membuat pajangan batu yang terlihat nyata namun tak melukai tokoh.
Dalam Parasite, Min-hyuk (Park Seo-joon) memberikan sebuah batu kepada keluarga sahabatnya, Ki-woo (Choi Woo-sik) sebelum pergi ke luar negeri.
Batu tersebut berperan penting dalam cerita Parasite, mulai dari secara analogi dan harfiah sebagai senjata untuk memukul demi menyelamatkan diri.
"Kami membuat batu itu dari bahan-bahan yang lembut sehingga aktor tidak terluka ketika dipukul menggunakan itu," kata Hwang Hyo-kyun seperti dilansir Korea Times.
Dalam Parasite, Min-hyuk (Park Seo-joon) memberikan sebuah batu kepada keluarga sahabatnya, Ki-woo (Choi Woo-sik) sebelum pergi ke luar negeri. (dok. CJ Entertainment/Korean Film Council)
|
Buah persik yang tampil dalam Parasite juga menjadi salah satu prakarya mereka. Hal tersebut disebabkan proses syuting dilakukan ketika belum memasuki musim panen buah persik.
Beda lagi ketika dipercayakan dalam proyek bertemakan zombi seperti Train to Busan (2016), Kingdom (2019), #ALIVE (2020), dan Peninsula (2020). Mereka harus mengerjakan riasan bagi zombi tanpa henti, dan satu film atau karya mesti berbeda dari yang lain atau sebelumnya.
"Setiap sutradara menginginkan setiap zombi memiliki penampilan yang berbeda dari film dan drama sebelumnya," tutur Hwang Hyo-kyun.
"Zombi tersebut juga harus memiliki identitas sendiri yang berbeda dari zombi Barat. Kami berulang kali mencoba banyak jenis riasan sampai menemukan yang sesuai dengan aktor Korea,"
Kwak Tae-yong mengatakan pada 1990-an, sebagian besar stafnya bekerja tanpa dibayar karena ingin belajar tata rias film dan efek khusus. Ekspansi China dalam industri film saat itu menjadi ancaman bagi Korea Selatan.
#Alive menggunakan efek khusus untuk membuat imaji sineas menjadi nyata. (Dok.HanCinema via youtube)
|
Namun, kini banyak perusahaan China dan negara lain yang berani bayar mahal untuk bisa mendapatkan efek grafis serta efek khusus dari mereka. Kwak dan Hwang bertekad untuk mendahulukan film Korea.
"Memprioritaskan film lokal daripada proyek internasional bukan soal uang. Ini permasalahan kepercayaan dan peningkatan kualitas film Korea," tutur mereka.
Namun, mereka sama sekali tidak menutup kemungkinan untuk terlibat dalam proyek-proyek luar negeri. Mereka menyadari mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu dari luar negeri.
Memprioritaskan film lokal daripada proyek internasional bukan soal uang. Ini permasalahan kepercayaan dan peningkatan kualitas film KoreaKwak Tae-yong, Co-head Technical Art Studio CELL. |
Dalam satu tahun, CELL biasanya terlibat dalam 20 proyek film. Mereka juga terlibat dalam film-film hit Korea seperti Okja, The Chaser, Mother, The Thieves, serta Assassination.
Kini, 'tipu-tipu' dari riasan dan efek visual tersebut juga menjadi bagian faktor kesuksesan industri film Korea Selatan. Korea kini berada di posisi keempat sebagai penghasil box office terbesar di dunia, setelah Amerika Utara, China, dan Jepang.
Berdasarkan laporan Asosiasi Film Amerika, perfilman Korea Selatan menghasilkan US$1,6 miliar pada 2019.
Perkembangan itu juga terlihat dari empat penghargaan Oscar yang diterima film Parasite karya Bong Joon-ho tahun lalu. Itu menjadi kesempatan pertama film Korea memenangkan penghargaan utama Oscar.
(chri/end)https://ift.tt/2E077WM
August 13, 2020 at 08:15AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Tipu-tipu' Efek Visual dalam Sukses Parasite hingga Kingdom"
Posting Komentar