Brigjen (Purn) Sri Rumiati berkisah soal jalan panjang penghapusan tes keperawanan di institusi Polri. Proses ini membuatnya sempat mendapat perundungan dari rekan kerja meski memiliki argumentasi kuat.
Ini bermula di tahun 2006 silam, saat dirinya diminta mewakili pimpinan dalam proses penentuan seleksi, baik untuk bintara maupun akademi kepolisian (akpol).
Salah satu syaratnya adalah soal kesehatan. Dalam syarat itu, kata Sri, ia melihat ada aturan soal selaput dara alias hymen yang utuh.
"Kata-kata itu membuat saya bertanya maksudnya apa. Karena ini memang dalam rangka untuk menentukan persyaratan, jadi sebelum diketuk menjadi persyaratan yang harus dipenuhi, kita akan mendiskusikannya pada saat itu," kata Sri dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (1/9).
Lalu, seorang dokter menjelaskan bahwa aturan itu terkait dengan masalah keperawanan. Sri pun mempertanyakan jenis pemeriksaan terhadap laki-laki jika perempuan diperiksa keperawanannya.
Sri juga mempertanyakan soal kaitan atau tujuan mengapa keperawanan seorang perempuan harus diperiksa.
"Kemudian dijawab bahwa itu masalah moral. Saya tanyakan balik, kalau seandainya itu masalah moral, ketika seseorang menjadi polisi, baik laki-laki maupun perempuan harus bermoral baik, bagaimana dengan laki-laki yang keluar masuk pelacuran, apakah dia bisa dikategorikan sebagai laki-laki yang bermoral baik?" cetusnya.
Ia pun menilai semestinya ada ukuran atau indikator yang jelas soal moralitas yang relevan dengan tugas sebagai aparat negara.
"Ukurannya apa moral itu? Apakah hanya sekedar hymen itu saja bisa menjamin? Sementara selama ini tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa perempuan yang rusak hymen-nya pasti rusak moralnya," ujar dia.
"Bahwa perempuan yang tidak perawan, pasti juga tidak produktif dalam pekerjaan, belum ada satupun penelitian yang menunjukkan hal itu," kata Sri.
Dalam diskusi kala itu, kata Sri, muncul banyak pertentangan. Ia pun mengaku sedih, sebab yang menentang tidak hanya laki-laki, tetapi juga perempuan.
"Saya waktu itu di-bully lah. 'Nanti kalau ada tes keperjakaan, Bu Sri yang meriksa ya', 'Oh boleh saja, Pak'. Saya tidak mau menanggapi itu, tetapi kita dalam forum bagaimana, caranya supaya usul kita diterima," ucap Sri.
https://ift.tt/38PPGER
September 03, 2021 at 01:11AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Eks Jenderal Polwan: Tak Ada Bukti Hymen Rusak Terkait Moral"
Posting Komentar